HINGGA kini, kondom dianggap sebagai alat yang paling efektif mencegah penularan infeksi seksual. Namun seperti banyak dikeluhkan, penggunaan kondom dianggap mengurangi kenikmatan. Untuk itulah, ilmuwan menciptakan kondom elektrik.
Sekelompok ilmuwan di Georgia Tech’s Digital Media Program menciptakan prototipe kondom dengan teknologi impuls elektrik. Sensor-sensor elektrik diletakkan di bagian bawah lapisan kondom yang tipis, untuk membangkitkan sensasi-sensasi tertentu saat digunakan.
Firaz Peer dan Andrew Quitmeyer mengatakan ide pembuatannya cukup sederhana. Tinggal menanamkan timah konduktif di dalam lapisan kondom yang dipasarkan saat ini. Untuk mengendalikannya, para ilmuwan menggunakan Lilypad microcontroler.
"Tipe alat ini bisa dipasangkan dengan berbagai alat kontrol, dikendalikan langsung atau menggunakan software internet," kata para ilmuwan, seperti dilansir laman Dailymail, Senin (17/3).
Salah satu alat pengendali yang diujicobakan oleh Peer dan Quitmeyer adalah dengan sensor napas. Dengan mendeteksi desahan-desahan saat menggunakan kondom ini untuk beraktivitas seks, maka sensor-sensor yang ada di kondom akan bekerja membangkitkan sensasi tertentu yang menambah kenikmatan.
Terkait resiko keamanan, jumlah dan ukuran arus listrik untuk mengendalikan perangkat elektrik yang tertanam dalam kondom, diklaim sangat kecil. Selain itu, desain kondom diuji oleh desainernya sendiri untuk lebih memastikan.
Untuk terus mengembangkan prototipe kondom elektrik ini, Peer dan Quitmeyer juga meluncurkan kampanye penggalangan dana. Pada 31 Maret 2014, mereka berharap bisa mengumpulkan US$ 10 ribu atau sekitar Rp 118 juta.(fny/jpnn)
0 comments:
Post a Comment