Marah-marah tidak hanya menyerang para orang dewasa saja melainkan anak-anak pun juga kerap melakukan hal yang sama. Hanya saja masalah yang dialami sang anak belum begitu berat. Namun tak jarang juga jika para orang tua dibuat bingung saat berhadapaan dengan amarah anak.
Sebenarnya amarah yang terjadi pada anak biasanya adalah konsekuensi dari kesalahpahaman, penuduhan yang salah dan perlakuan yang tidak adil atau hanya perasaan tidak nyaman.
Tapi terlepas dari hal itu, ‘amarah’ juga bisa menjadi penyamaran emosi yang lain, karena sang anak tidak bisa mengekspresikan apa yang dia maksud. Ketika emosi telah memenuhi dirinya dan sampai pada titik puncak kesabarannya, maka anak menjadi mudah kesal atau marah.
Nah berikut beberapa tips untuk bunda bagaimana caranya mengatasi anak yang mudah marah, seperti dirangkum oleh The Parents Zone.
1. Mengajarkan anak untuk mengekspresikan emosinya
Tidak semua orang dapat belajar mengekspresikan emosi mereka sendiri. Sebagai orangtua itu adalah tugas anda untuk membantu anak memahami pentingnya untuk mengekspresikan emosinya pada waktu tertentu.
Untuk meyakinkan anak, bahwa anda benar-benar mau membantunya, cobalah mengambil cuti untuk benar-benar mendengarkan apa yang terjadi pada mereka.
2. Amarah tidak menghilangkan amarah
Orangtua dan anak biasanya memiliki ikatan batin yang kuat, sehingga jika anda sedang stres, anak-anak juga bisa merasakan hal serupa. Namun terkadang ada pula titik di mana anda juga akan merasa kesal karena amarah anak.
Tapi pada kenyataannya, mungkin kemarahan anak anda sebenarnya adalah reaksi terhadap stres anda sendiri dalam cara menghadapi mereka. Jadi cobalah untuk lebih santai dan tenang, karena secara otomatis anak-anak belajar pada apa yang mereka lihat dari orangtuanya.
3. Cuek bukan solusi
Cuek pada kemarahan anak tidak akan membawa anda ke suatu solusi. Terima dan hadapilah permasalahan tersebut, lalu atasi dengan benar. Ingat, bahwa bagi anak-anak semua hal adalah penting.
Jadi atasi masalah mereka dengan cara yang sama. Duduklah bersama, dengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian carilah solusinya bersama-sama.
4. Jangan dukung tindakan agresif
Amarah adalah hal yang normal. Justru yang bisa mengarah pada abnormal dan perubahan sikap adalah agresi yang mengikuti kemarahan tersebut.
Walaupun mengekspresikan emosi itu perlu, namun bukan hal yang baik jika dia terlalu agresif dengan emosinya. Sampaikan pada anak anda dengan sikap yang lembut, tetapi tetap tegas dan jika perlu buatlah batasan yang jelas untuk mengurangi sikap agresif tersebut.
Sudahkah bunda melakukannya?
0 comments:
Post a Comment