728x90 AdSpace

  • Info Terbaru

    Thursday 30 October 2014

    Kualitas Pemuda Rendah


    BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengeluhkan kualitas penduduk usia kerja di Indonesia yang masih rendah. Dari 114 juta pekerja pada 2013, 85%-nya tidak punya skill yang memadai sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta industri.

    "Jika kualilas pemuda tak ditingkatkan dari saat ini melalui pendidikan dan keterampilan, bonus demografi yang bakal jatuh pada 2020-2030 bisa jadi bencana," ujar Pit Kepala BKKBN Fasli Jalal di sela seminar memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober bertema Lapangan kerja bagi pemuda di era bonus demografi, di Jakarta, kemarin. Ia menjelaskan bonus de-mografi bisa berubah jadi bencana lantaran tenaga kerja yang melimpah sulit terserap oleh pasar kerja. Imbasnya mereka menjadi pengangguran. Banyaknya angkatan kerja yang menganggur bisa menimbulkan berbagai masalah sosial dan kriminalitas.

    Bonus demografi adalah kondisi jumlah penduduk usia produktif (15-45 tahun) lebih besar daripada penduduk nonproduktif (0-14 tahun dan65 tahun ke atas).

    Saat ini data sementara pengangguran terbuka dari BPS pada 2013 mencapai 7,4 juta atau 5,92% dari total angkatan kerja. Sebanyak 3,4 juta, atau sekitar 46%, penganggur ialah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi (PT).

    Jumlah angkatan kerja dari PT di Indonesia pada 2013 pun sedikit, yakni hanya 7,9 juta orang (8%) dari totalsekitar 100 juta orang. Jumlah itu amat kecil ketimbang negara maju yang angkatan kerja lulusan PT-nya mencapai 40%.

    "Agar bonus demografi bisa menjadi berkah, minimal 70% penduduk usia kerja Indonesia mesti terserap di pasar kerja," tegas Fasli.

    Akses pendidikan

    Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sonny Harry B Harmadi mengatakan untuk menyerap penduduk usia kerja, mutu sumber dayamanusia perlu ditingkatkan. Caranya memperbanyak fasilitas pendidikan yang dapat diakses masyarakat.

    "Kemudian pembenahan gizi dan membiasakan budaya menabung. Dengan menabung, suatu saat mereka yang belum bekerja dapat membuka usaha sebagai wirausaha," kata Sonny.

    Tokoh gerakan wirausaha dan pembina Yayasan Pro Indonesia Budi Satria Isman menekankan agar pemerintah menggalakkan gerakan wirausaha di kalangan pemuda, termasuk mahasiswa dari perguruan tinggi.

    Budi mencontohkan saat ini ada program oneintwenly movement, sebuah gerakan nasional masyarakat wirausaha yang menargetkan dari 20 orang Indonesia, ada satu yang jadi wirausaha. "Masalahnya, mereka kini butuh dukungan pemerintah agar gerakan itu efektif,"ujarnya pada diskusi Gerakan Masyarakat Wirausaha Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

    Dari Yogyakarta, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi mengingatkan pemuda agar bisa memanfaatkan bonus demografi dengan semangat persatuan dalam meningkatkan mutu pendidikan bangsa.

    "Para pemuda harus semangat menuntut ilmu hingga pendidikan tinggi dan juga melengkapinya dengan keterampilan lain sehingga bisa bersaing dengan negara lain, terutama dalam menghadapi MEA 2015," katanya di sela ziarah makam Ketua Kongres Pemuda II Soegondo Djojo-poespito dan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara di makam Wijayabrata, Yogyakarta, kemarin. (RF/AT/H-2) .


    cornel@mediaindonesia.com
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Kualitas Pemuda Rendah Rating: 5 Reviewed By: Unknown

    Galeri Aktivitas Saya 2013 - 2015