Indonesia belum memiliki fasilitas kesehatan memadai untuk mengantisipasi lonjakan jumlah orang lanjut usia. Saat ini baru ada 528 puskesmas santun lansia di Indonesia, sedangkan jumlah orang lansia yang membutuhkan perawatan kesehatan mencapai 17,7 juta orang.
Pemerintah masih menambah jumlah puskesmas santun lansia setiap tahun untuk mempermudah perawatan orang lansia sakit. ”Tapi, belum bisa mengimbangi penambahan jumlah orang lansia,” kata Ketua II Komisi Nasional Lanjut Usia Toni Hartono, Sabtu (3/8), di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia mendefinisikan orang lansia sebagai orang berusia di atas 60 tahun. Adapun puskesmas santun lansia merupakan pusat kesehatan dengan program dan fasilitas untuk memudahkan orang lansia mendapat pelayanan kesehatan. Fasilitas itu, antara lain penerapan layanan satu atap yang membuat orang lansia tak perlu berpindah ruangan saat berobat.
Toni mengungkapkan, Indonesia akan menghadapi ledakan jumlah orang lansia dalam beberapa dekade mendatang karena peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka kelahiran. Sejak 1980-2010, rata-rata peningkatan jumlah lansia tiap sepuluh tahun 3,33 juta orang. Namun, berdasar proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), penambahan jumlah lansia pada 2010-2020 akan mencapai 10,8 juta orang.
Sensus Penduduk 2010, ada 18,04 juta lansia (7,6 persen total penduduk). Jumlah itu diproyeksikan akan meningkat menjadi 28,88 juta orang (11,34 persen).
Sementara itu, proyeksi Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), jumlah orang lansia di Indonesia akan mencapai 80 juta orang (25 persen) pada tahun 2050.
Peningkatan jumlah orang lansia disertai peningkatan kebutuhan terhadap layanan kesehatan, karena mereka yang berusia lanjut biasa menderita sejumlah penyakit. Kementerian Kesehatan memperkirakan, hanya 1,8 persen orang lansia sehat sehingga sedikitnya ada 17,7 juta yang butuh layanan kesehatan.
Permasalahan orang lansia
Problem utama orang lansia adalah gangguan organ tubuh, misalnya gangguan penglihatan dan pendengaran, serta penurunan kemampuan berjalan. Riset Kesehatan Dasar 2007, lebih dari 50 persen orang berusia di atas 55 tahun mengalami disabilitas. Masalah utama lain adalah katarak, penyakit sendi dan tulang, penyakit gigi mulut, stroke, hipertensi, dan sebagainya.
Namun, kebutuhan itu belum disertai jumlah fasilitas kesehatan memadai. Data Kementerian Kesehatan, sampai Juni 2013, baru ada 528 puskesmas santun lansia di 231 kabupaten/kota di Indonesia. Selain puskesmas, layanan kesehatan juga dilakukan melalui posyandu orang lansia yang kini berjumlah 69.500 unit.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, posyandu orang lansia berperan penting menjaga kesehatan mereka. ”Posyandu lansia diisi senam, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, dan permainan,” ujarnya.
Hingga Juni 2013, ada 1.512 posyandu orang lansia di Jakarta. Namun, implementasi posyandu orang lansia belum maksimal.
Menurut Sri Mulyana, pengelola Posyandu Lansia Samara di Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, dukungan pemerintah kepada posyandu lansia di wilayahnya kurang. Sejak 2002, Sri dan 10 tetangganya membuat posyandu lansia swadaya.
”Pihak kelurahan dan puskesmas beralasan tidak ada dana untuk posyandu lansia. Bahkan tenaga kesehatan dari puskesmas juga jarang datang ke acara rutin tiap bulan,” kata Sri.
Pemerintah masih menambah jumlah puskesmas santun lansia setiap tahun untuk mempermudah perawatan orang lansia sakit. ”Tapi, belum bisa mengimbangi penambahan jumlah orang lansia,” kata Ketua II Komisi Nasional Lanjut Usia Toni Hartono, Sabtu (3/8), di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia mendefinisikan orang lansia sebagai orang berusia di atas 60 tahun. Adapun puskesmas santun lansia merupakan pusat kesehatan dengan program dan fasilitas untuk memudahkan orang lansia mendapat pelayanan kesehatan. Fasilitas itu, antara lain penerapan layanan satu atap yang membuat orang lansia tak perlu berpindah ruangan saat berobat.
Toni mengungkapkan, Indonesia akan menghadapi ledakan jumlah orang lansia dalam beberapa dekade mendatang karena peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka kelahiran. Sejak 1980-2010, rata-rata peningkatan jumlah lansia tiap sepuluh tahun 3,33 juta orang. Namun, berdasar proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), penambahan jumlah lansia pada 2010-2020 akan mencapai 10,8 juta orang.
Sensus Penduduk 2010, ada 18,04 juta lansia (7,6 persen total penduduk). Jumlah itu diproyeksikan akan meningkat menjadi 28,88 juta orang (11,34 persen).
Sementara itu, proyeksi Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), jumlah orang lansia di Indonesia akan mencapai 80 juta orang (25 persen) pada tahun 2050.
Peningkatan jumlah orang lansia disertai peningkatan kebutuhan terhadap layanan kesehatan, karena mereka yang berusia lanjut biasa menderita sejumlah penyakit. Kementerian Kesehatan memperkirakan, hanya 1,8 persen orang lansia sehat sehingga sedikitnya ada 17,7 juta yang butuh layanan kesehatan.
Permasalahan orang lansia
Problem utama orang lansia adalah gangguan organ tubuh, misalnya gangguan penglihatan dan pendengaran, serta penurunan kemampuan berjalan. Riset Kesehatan Dasar 2007, lebih dari 50 persen orang berusia di atas 55 tahun mengalami disabilitas. Masalah utama lain adalah katarak, penyakit sendi dan tulang, penyakit gigi mulut, stroke, hipertensi, dan sebagainya.
Namun, kebutuhan itu belum disertai jumlah fasilitas kesehatan memadai. Data Kementerian Kesehatan, sampai Juni 2013, baru ada 528 puskesmas santun lansia di 231 kabupaten/kota di Indonesia. Selain puskesmas, layanan kesehatan juga dilakukan melalui posyandu orang lansia yang kini berjumlah 69.500 unit.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, posyandu orang lansia berperan penting menjaga kesehatan mereka. ”Posyandu lansia diisi senam, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, dan permainan,” ujarnya.
Hingga Juni 2013, ada 1.512 posyandu orang lansia di Jakarta. Namun, implementasi posyandu orang lansia belum maksimal.
Menurut Sri Mulyana, pengelola Posyandu Lansia Samara di Kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, dukungan pemerintah kepada posyandu lansia di wilayahnya kurang. Sejak 2002, Sri dan 10 tetangganya membuat posyandu lansia swadaya.
”Pihak kelurahan dan puskesmas beralasan tidak ada dana untuk posyandu lansia. Bahkan tenaga kesehatan dari puskesmas juga jarang datang ke acara rutin tiap bulan,” kata Sri.
Sumber: health.kompas.com
0 comments:
Post a Comment