Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (PSPK), Kementerian Sosial RI, Dr. Hartono Laras, mengadakan pertemuan dengan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraaan Sosial (DNIKS) di Jakarta. Dengan didampingi Staf Ahli, para Direktur dan staf senior lainnya, pertemuan itu membahas upaya-upaya yang dapat dikembangkan bersama guna meningkatkan solidaritas sosial dalam pemberdayaan masyarakat dan keluarga di pedesaan. Upaya gotong royong itu diperlukan guna menanggulangi kemiskinan dan mengantar keluarga Indonesia mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang lestari.
Hiruk pikuk partai politik mengembangkan kolaborasi setelah pemilihan umum anggota legislatif sebagai upaya menggalang dukungan siapapun yang akan terpilih menjadi Presiden RI harus diterapkan dalam berbagai bidang pembangunan. Gotong royong diperlukan karena Indonesia begitu besar dengan penduduk lebih dari 250 juta tidak mungkin diselesaikan oleh seorang Presiden atau satu lembaga saja. Perlu partisipasi semua pihak yang dengan ikhlas menyepakati strategi, sasaran dan kerjasama yang diarahkan secara benar untuk menyelesaikan persoalan bersama. Lebih-lebih dalam hal pengentasan kemiskinan karena pengembangan partisipasi keluarga miskin biasanya sulit dan memerlukan kesabaran yang luar biasa untuk menghasilkan aksi bersama yang dinamik.
Pertemuan itu dengan tekun mendengarkan upaya yang selama ini dilakukan oleh jajaran DNIKS bekerjasama dengan Yayasan Damandiri, tidak kurang dari 250 Perrguruan Tinggi negeri dan swasta serta pemerintah daerah membawakan program kepada masyarakat desa. Disajikan pula pengalaman jajaran Kementerian Sosial dalam upaya yang sangat komprehensif. Dalam pertukaran pengalaman itu didapat beberapa persamaan yang apabila dipadukan dengan baik dapat menghasilkan sinergy yang menguntungkan rakyat.
DNIKS sebagai Koordinator Lembaga-lembaga Sosial di daerah, telah mengajak anggotanya menerjunkan pekerja dan relawan sosialnya ke desa, menyatu dengan Posdaya, yang jumlahnya telah mencapai 35.000 dan tersebar di hampir seluruh Indonesia. Relawan sosial mendorong keluarga miskin dan penyandang disabilitas bergabung pada Posdaya. Para relawan memberikan membantu penyandang disabilitas berusaha menyelesaikan masalah secara inklusif. Kepada para Pengurus dan anggota Posdaya diberikan bimbingan agar mahir membantu keluarga yang mempunyai anggota penyandang disabilitas. Tujuannya agar menempatkan penyandang disabilitas sebagai bagian inklusif dalam setiap keluarga. Penyandang disabilitas tidak perlu dikirim ke panti khusus.
Dalam pendekatan melalui Posdaya, keluarga miskin tidak disatukan bersama keluarga miskin, tetapi dibaurkan bersama keluarga lainnya. Dalam kebersamaan itu, keluarga miskin mengikuti pelatihan ketrampilan. Selanjutnya kelompok itu mengembangkan usaha bersama. Kepada semua anggota diajarkan menabung dan apabila mengembangkan usaha bersama, kalau perlu, bisa meminjam uang melalui Skim Tabur Puja. Skim ini mengharuskan hidup gotong royong, menabung dan pinjamannya tidak dikenakan agunan kecuali setiap anggota sepakat tanggung renteng sesama anggota lainnya.
Pendekatan gotong royong tersebut menempatkan keluarga miskin dan disabilitas pada posisi terpadu keluarga biasa sehingga proses pemberdayaannya tidak dilakukan sebagai suatu “proyek” keluarga miskin, tetapi semua keluarga tumbuh bareng sebagai kesatuan komunitas yang gotong royong dan peduli sesamanya. Kehidupan ideal yang sering dicibirkan sebagai tidak mungkin, ternyata bisa diterapkan di banyak tempat dengan hasil yang cukup menggembirakan. Kesatuan program yang dilakukan pemerintah dapat dipadukan untuk menghasilkan cakupan yang lebih besar.
Oleh : Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Umum DNIKS.
Sumber : www.haryono.com
0 comments:
Post a Comment