Jakarta - Hari Keluarga
Nasional (Harganas) Indonesia sejatinya adalah tanggal 29 Juni. Namun,
puncak peringatan Harganas tahun 2014 ini telah diberlangsungkan pada 14
Juni 2014 di Surabaya. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, puncak peringatan Harganas
2014 dimajukan karena berbagai pertimbangan.
"Peringatan Harganas tahun ini berbarengan dengan hiruk pikuk pemilihan presiden dan Bulan Suci Ramadan," katanya.
Meski demikian, kata Fasli, yang terpenting adalah melalui Harganas,
pemerintah ingin mengingatkan masyarakat mengenai arti penting keluarga.
Dia menjelaskan, akhir-akhir ini banyak permasalahan yang terjadi
dalam keluarga misalnya kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka
perceraian, penyalahgunaan narkoba, seks bebas di kalangan remaja, dan
lain sebagainya.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, BKKBN, kata dia, mengajak seluruh keluarga untuk melakukan beberapa hal.
"Pertama, memperkuat kembali pelaksanaan delapan fungsi keluarga
yaitu fungsi agama, pendidikan, cinta kasih, perlindungan, reproduksi,
sosial dan budaya, ekonomi, dan lingkungan," katanya.
Selain itu, menata kembali manajemen keluarga yang konsep dasarnya
adalah merencanakan keluarga dengan sebaik-baiknya mulai dari kapan
menikah, kapan punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, hingga
kapan berhenti melahirkan.
Poin yang terakhir, kata dia, terkait dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi.
"Jumlah penduduk yang besar bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan," katanya.
Karena itu, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas penduduk dan
keluarga melalui program kependudukan, keluarga berencana, dan
pembangunan keluarga.
"Peran keluarga menjadi sangat penting untuk mengubah peradaban bangsa," katanya.
Sementara itu, Wakil Presiden Boediono mengatakan, kualitas keluarga
menentukan kualitas manusia. Kualitas manusia, terutama kualitas
generasi muda, generasi pengganti, menentukan kemajuan bangsa.
"Berhasil tidaknya kita memajukan bangsa tergantung berhasil tidaknya
kita membangun keluarga yang berkualitas, membangun manusia yang
berkualitas," kata Wapres.
Dia menambahkan, kualitas manusia ditentukan oleh keterampilannya,
pengetahuannya, terutama ditentukan oleh kemantapan pribadinya dan
keteguhan karakternya.
"Tanpa mengurangi penghargaan kita kepada peran bapak dalam membangun
keluarga, pembangunan karakter melalui keluarga akan sangat ditentukan
oleh peran sentral seorang ibu," katanya.
Saat ini, kata dia, banyak program pemerintah yang mengandalkan pada
pemberdayaan perempuan sebagai tumpuan bagi pembangunan keluarga.
"Program-program di bidang kesehatan, pendidikan, dan penanggulangan
kemiskinan yang mengambil unit keluarga sebagai sasaran utamanya,
sebagian besar memberikan peran perempuan sebagai ujung tombak
pelaksananya," katanya.
Untuk itu, kata dia sudah sepatutnya momentum harganas digunakan untuk memberikan apresiasi bagi para ibu Indonesia.
"Apresiasi bagi perempuan Indonesia atas peran sentralnya dalam membina kualitas keluarga Indonesia," katanya.
Dia menambahkan, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar
maka upaya untuk menyejahterakan seluruh penduduk melalui peningkatan
kualitas manusia, bukanlah pekerjaan yang mudah.
"Pemukiman penduduk yang tersebar luas di negara kepulauan ini
menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam memberikan pelayanan yang
memadai," katanya.
Untuk itu, kata dia, memang diperlukan kerja yang lebih keras dan lebih cerdas dari semua pihak.
"Menggunakan momentum peringatan Harganas ini saya berharap semua
komponen bangsa, baik dari unsur pemerintah, penggiat-penggiat di lsm,
tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh dunia usaha saling bahu membahu
memperhatikan masalah kependudukan ini," katanya.
Semua pihak, kata dia, diharapkan ikut berpartisipasi, dimulai dari
hal yang sederhana, yaitu dengan menggerakkan upaya untuk membatasi
jumlah anak, demi kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia.
"Kita perlu sadari bersama bahwa generasi yang berkualitas bermula dari kelahiran yang direncanakan," katanya.
0 comments:
Post a Comment