Masyarakat Indonesia tengah menggilai batu akik dan batu mulia. Pedagang batu semacam itu sangat mudah dijumpai di berbagai tempat, mulai dari di pinggir jalan hingga di dalam mal. Baru-baru ini, beberapa artis dikabarkan memiliki koleksi seharga puluhan juta hingga miliaran.
Artis Roro Fitria, misalnya, sempat memamerkan batu bacan seharga Rp 1,5 miliar. Mantan vokalis ST 12, Charly van Houten, juga mengaku punya batu bacan seharga Rp 50 juta.
Memang, seseorang kerap harus mengeluarkan uang yang tak sedikit demi hobi. Tak hanya mengoleksi batu akik atau batu mulia, hobi-hobi seperti naik gunung, travelling, atau berkuda bisa membuat seseorang mempunyai pengeluaran yang cukup besar.
Pemilik hobi-hobi mahal harus mencermati beberapa hal agar hobinya tak membuat kantong kempes. Founder Tatadana Consulting Tejasari Asad mengatakan jatah pengeluaran pribadi seseorang maksimal sebesar 20 persen dari penghasilan bulanan.
Pengeluaran pribadi itu biasanya termasuk biaya pulsa atau berbelanja dan lainnya, serta termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk hobi. “Jadi jatah 20 persen itu tidak sepenuhnya digunakan untuk hobi,” katanya kepada Bisnis.com.
Perencana keuangan yang berpengalaman kerja di salah satu bank ini berbagi tip agar hobi tidak mengganggu laju keuangan seseorang. Pertama, buatlah anggaran pengeluaran bulanan yang terbagi atas pengeluaran untuk tabungan dan investasi minimal 10 persen, pengeluaran untuk pembayaran cicilan utang bulanan maksimal 30 persen, pengeluaran rutin maksimal 40 persen, dan pengeluaran pribadi maksimal 20 persen.
Namun, khusus untuk mereka yang belum menikah, pengeluaran pribadi bisa melebihi angka 20 persen dari penghasilan bulanan. Mengapa? Karena pengeluaran untuk hal-hal lainnya relatif tidak besar. Mereka juga belum memiliki tanggungan keluarga yang memerlukan pengeluaran cukup besar. Bagi mereka yang masih single, pengeluaran pribadi bisa mencapai 40 persen dari penghasilan bulanan.
Kedua, alokasikan pengeluaran untuk hobi pada anggaran yang sudah dibuat. Seperti telah disebutkan, pengeluaran untuk hobi masuk dalam pengeluaran pribadi. Ketiga, aturlah alur pengeluaran bulanan. Setelah menerima gaji, segera alokasikan untuk tabungan dan cicilan utang. Setelah itu, pastikan alokasi pengeluaran rutin bulanan cukup hingga akhir bulan. Yang termasuk pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk makan, transportasi, serta keperluan rutin lain. Berikutnya, seseorang bisa mengalokasikan sisa dari uang yang ada sepenuhnya untuk pengeluaran pribadi.
Nah, jika sudah menaati langkah-langkah tersebut, tak perlu khawatir pengeluaran untuk hobi akan mengganggu keuangan.
Namun bagaimana jika seseorang kehilangan kontrol? Menurut Teja, ada beberapa tanda saat seseorang sudah tergolong boros untuk urusan hobi, yaitu memiliki banyak utang, tidak punya tabungan sama sekali, serta terlalu banyak barang yang berkaitan dengan hobi yang tersimpan di rumah tapi tidak pernah dipakai.
Jadi berhati-hatilah mengeluarkan uang untuk hobi. Jika tidak, seseorang hanya memperoleh kesenangan tapi dibarengi dengan masalah seperti utang yang menumpuk. Repot bukan? (bisnis.com/tempo)
0 comments:
Post a Comment