Kebanyakan orangtua akan terperangah bila putri remajanya diberi terapi pil kontrasepsi. Selain mencegah kehamilan, pil kontrasepsi sebenarnya bermanfaat untuk mengatasi jerawat, nyeri menstruasi yang berat, dan masalah lain terkait organ reproduksi.
Saat ini, pemberian resep pil kontrasepsi oral semakin sering dilakukan para dokter untuk pasiennya, meski belum menikah. Tak terkecuali Prof. Med. Ali Baziad, Sp.OG(K), guru besar tetap di FKUI.
“Terapi hormon yang antara lain menggunakan pil kontrasepsi ini manfaatnya banyak, bisa mengatasi haid tidak teratur, baik untuk tulang, bisa mencegah kanker ovarium dan endometriosis. Jadi nggak hanya untuk KB,” ungkap lulusan Fakultas Kedokteran Johan Wolfgang Goethe University of Frankfurt, Jerman ini.
Memang tidak mudah memberikan resep tersebut. Prof. Ali pun hampir selalu menghadapi sikap kaget bahkan penolakan dari orang tua maupun si pasien sendiri. Prof. Ali malah menggunakan kesempatan itu untuk mengedukasi pasien.
Diharapkan akan semakin banyak orang yang memahami manfaat terapi hormon dan menularkan pengetuan tersebut kepada perempuan lain.
Obat Jerawat
Penggunaan pil KB untuk mengatasi masalah pada perempuan belum menikah sudah menjadi hal biasa, terutama di negara-negara maju. Pil ini terutama dimanfaatkan untuk mengatasi jerawat yang tidak mempan dengan obat. Jerawat yang kambuh atau memburuk saat menstruasi, juga cocok ditangani dengan terapi hormonal.
Di Amerika, ada tiga kombinasi estrogen-progesteron dalam pil kontrasepsi yang disetujui FDA (Food and Drug Administration) untuk mengobati jerawat, yaitu ethinyl estradiol dan norgestimate, ehinyl estradiol dan norethindrone, serta ethinyl estradiol dan drospirenone.
Jerawat terbentuk bila sebum (zat minyak yang melumasi rambut dan kulit) ditambah sel-sel kulit mati yang terbentuk dalam folikel rambut, terakumulasi, lalu memicu bakteri menginfeksi dan menimbulkan peradangan di kulit.
Nah, pil kontrasepsi bekerja mengurangi jumlah sebum. Karena itu, akan lebih baik jika bersamaan dengan pil ini juga digunakan pengobatan lain seperti krim yang mengandung benzoyl peroksida atau asam salisilat.
Produksi minyak tersebut berkurang juga karena pil kontrasepsi menekan jumlah testosteron di dalam tubuh.
Biasanya setelah penggunaan pil kontrasepsi selama tiga bulan akan tampak perbaikan kondisi. Meski demikian, ada kalanya sebelum mencapai proses penyembuhan, bisa saja kulit tampak memburuk.
Hal ini sebaiknya tidak “mengundang” tangan Anda untuk mengutak-atik jerawat, karena malah akan terjadi infeksi. Kondisi itu hanya berlangsung sebentar dalam proses menuju perbaikan.
Manfaat pil kontrasepsi dalam memuluskan wajah berjerawat juga kerap diungkapkan para ibu rumah tangga yang sebenarnya minum pil itu untuk mencegah kehamilan.
Siklus Haid Kacau
Bagi perempuan yang mengalami sindrom ovarium polikistik (SOPK), juga kerap diberi terapi hormonal dengan pil kontrasepsi. Dalam kasus SOPK terjadi ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh perempuan.
Normalnya ovarium hanya membuat sedikit hormon seks pria (androgen). Pada SOPK terjadi produksi androgen lebih banyak, sehingga bisa menyebabkan proses ovulasi terhenti, dan perempuan menjadi tidak subur.
Selain itu, bisa tumbuh banyak jerawat di wajah dan tumbuhnya bulu-bulu seperti kumis, cambang, bulu dada, dan sebagainya. Gejala lainnya berupa pertambahan berat badan, siklus haid kacau, tidak haid sama sekali atau darah menstruasi keluar lebih banyak, dan depresi. Ada pula yang mengalami resistensi insulin, sehingga bisa meningkatkan risiko diabetes.
Dengan terapi hormonal, gangguan ini bisa diatasi dan sifat maskulin yang sempat mendominasi pun bisa dihilangkan.
Redakan PMS
Keluhan PMS (premenstrual syndrome) bisa juga ditangani dengan pil kontrasepsi, contohnya kram perut atau nyeri haid. Jika obat-obatan pereda nyeri tidak banyak membantu, pil kontrasepsi bisa menjadi solusinya.
“Yang merasa sakit dan tersiksa setiap kali mens dan tidak sembuh dengan obat pereda nyeri, pakai saja hormon. Mensnya akan teratur, nyerinya hilang, dan darah haid yang tadinya keluar berlebihan juga bisa berkurang,” papar Prof. Ali.
Di samping itu, tambahnya, endometriosis bisa ditahan, kanker ovarium akan dicegah, mioma dan kista ovarium pun dihadang. “Jadi, nggak usah takut menggunakan terapi hormonal. Asal dikonsultasikan dengan dokter yang ahli menangani terapi hormon, penggunaannya benar sesuai aturan, akan lebih banyak manfaatnya,” katanya.
0 comments:
Post a Comment