Program Keluarga Berencana atau KB dilaksanakan untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia. Salah satu kampanyenya adalah menggalakkan
slogan '2 anak cukup' yang sempat populer di tahun 1980 hingga akhir 1999. Namun
program ini mengalami stagnansi dari tahun 2000 hingga sekarang.
Prof Dr Fasli Jalal, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) mengatakan bahwa salah satu sebabnya adalah kurang kuatnya kelembagaan
di tingkat kabupaten dan kota semenjak dilaksanakannya otonomi daerah.
"Semenjak diberlakukan otonomi daerah, sarana dan infrastruktur BKKBD yang ada
di daerah menjadi milik Pemerintah Daerah (Pemda). Jadinya kader-kader kita yang
banyak itu sudah mencar-mencar ke mana-mana," papar Fasli pada Konferensi Pers
High Level Seminar on The ICPD Beyond 2014 Review di Hotel Gran Melia, Jl HR
Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2014).
Infrastruktur BKKBD tersebut menurut Fasli terdiri dari banyak hal mulai dari
gedung, mobil, peralatan kesehatan, dan lain lain yang dialihfungsikan kepada
Satuan Perangkat Kerja Daerah (SPKD) lainnya. Hal ini dikarenakan tidak adanya
kejelasan tentang kelembagaan keluarga berencana di tingkat daerah.
"Karena waktu desentralisasi otonomi daerah itu kan tidak jelas kelembagaan
BKKBDnya. Sehingga infrastruktur seperti gedung, mobil, alat-alat KBnya dan lain
sebagainya itu diambil alih oleh Pemda dan dialihkan ke SPKDnya. Antara lain ke
PU (pekerjaan umum) dan Dinkes (dinas kesehatan," sambung Fasli.
Untuk itu, agar program KB kembali sukses seperti pada tahun 80 dan 90an, BKKBN
berencana mengambil kembali infrastruktur tersebut untuk kembali diserahkan ke
BKKBD, tentunya setelah proses memperkuat kelembagaan di daerah selesai. Tak
lupa juga bahwa untuk mencapai hal itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara
BKKBN dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia.
"Rencananya dari 511 kabupaten kota di seluruh Indonesia, pada tahun 2014 ini
akan ada kurang lebih 100 yang sudah berkomitmen untuk mengembalikan fungsi
infrastruktur tadi seperti sedia kala," terang Fasli.
Hasil Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237,6 juta jiwa.
Sedangkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 1,49 persen,
masih jauh dibandingkan dengan target 1,27 persen per tahun.
0 comments:
Post a Comment