“INGATLAH ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?"
Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!". Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?".
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dan Kami berfirman: "Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surge ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim”. Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula.
Kami berfirman: "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan". Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang (QS al-Baqarah/2:30-37).
Ayat-ayat tersebut di atas menggambarkan betapa Allah Swt bersedia berdialog secara terbuka antara dirinya, para malaikat, manusia, dan Iblis sebagai para hamba-Nya. Pertama kali Allah Swt melemparkan ide kepada para malaikat, meminta tanggapan bagaimana pendapatnya terhadap penciptaan manusia. Malaikat menjawab dengan dua kekhawatiran, yaitu khawatir manusia akan mengakibatkan kerusakan alam dan melahirkan pertumpahan darah dengan sesamanya.
Kedua, Allah Swt mempersilahkan manusia untuk menjawab tantangan dan kekhawatiran malaikat, lalu Adam pun menjawab tantangan malaikat. Hasilnya para malaikat mengakui kehebatan manusia lalu mereka pun sujud kepada manusia sesuai perintah Allah Swt.
Allah Swt meminta pendapat Iblis tentang manusia lalu dijawab manusia diciptakan dari tanah kami diciptakan dari api. Api lebih hebat dari tanah sehingga tidak pantas baginya sujud kepada Adam, manusia. Keangkuhan dan kesombongan secara terbuka Iblis membuat Allah Swt menilai Iblis tidak pantas masuk dan berada di dalam surga tetapi pantasnya disiksa di dalam neraka.
Iblis kembali mengajukan saran, ia bersedia menerima risiko pilihannya tetapi memohon agar dirinya diberikan masa hidup lebih panjang sepanjang usia anak manusia agar bisa mempengaruhi mereka masuk ke dalam neraka bersamanya. Allah Swt menerima usul itu. Ini bukti bahhwa Allah Swt pun sangat menghargai dialog terbuka. [*]
Oleh: Nasaruddin Umar
0 comments:
Post a Comment