BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan beserta keluarga menjadi orang pertama didata pada launching Pendataan Keluarga 2015 oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana (BKKBN) Jabar, Jumat (1/5/2015) di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata Bandung.
Terhitung 1 Mei 2015, BKKBN Jabar melakukan pendataan kependudukan terkait keluarga berencana di Jabar. Sekitar 13 juta Kepala Keluarga (KK) di Jabar akan didata secara serentak.
Aher meminta masyarakat Jabar agar menerima kader dan pendata yang datang ke rumah dengan baik. Hal itu penting demi kebaikan bersama. Pada prosesnya nanti, Aher berharap masyarakat memberikan data sesungguhnya dan tidak ada yang ditutup-tutupi.
“Kita ingin mengetahui seperti apa kondisi keluarga di Jabar yang jumlahnya sekitar 13 juta,” tutur Aher.
Lebih lanjut Aher mengungkapkan, dalam pendataan tersebut ada klasifikasi sehingga diketahui mana saja keluarga yang masuk pra keluarga sejahtera (KS) dan mana keluarga sejahtera satu serta keluarga mana yang masuk sejahtera secara umum.
“Nanti ketahuan, kami pun meminta BKKBN agar keluarga pra KS didata by name by address. Pemprov akan menjadikan data itu sebagai acuan program dalam rangka peningkatan kesejahteraan sekaligus pengentasan kemiskinan serta pengangguran,” jelas dia.
Tidak hanya itu, dengan data yang akurat, pihaknya pun bisa membuat program akurat untuk masyarakat.
Sementara itu, Kepala BKKBN Jabar Sugilar mengatakan, proses pendataan secara nasional mulai dilaunching 1 Mei. Hingga 15 Mei nanti, pihaknya akan menyiapkan perangkat dinasnya, kader, sosialisasi dan lainnya.
“Setelah itu kita akan lakukan pendataan mulai dari wilayah ke RT an dan lainnya,” jelas Sugilar di Gedung Pakuan.
Pada prosesnya nanti, pendataan akan difokuskan pada yang sudah berkeluarga melalui kader-kader di tingkat RT/RW dan kader-kader KB, Posyandu hingga PKK di seluruh wilayah Jabar. Saat ini ada 72 ribu kader di Jabar yang siap dikerahkan untuk pendataan ini. Selain kader, akan dibantu juga pleh relawan untuk mendukung program tersebut.
Ada tiga aspek dalam pendataan keluarga, yakni demografi termasuk nama, jumlah anggota keluarga, pendidikan dan lainnya. Kedua, yakni kaitannya dengan warga memasang KB atau tidak, seputar kontrasepsi dan lainnya. Kedian data mengenai ketahanan keluarga, seperti makan berapa kali sehari, termasuk sandang dan papan.
“Setelah itu, baru kita bisa kategorikan masuk keluarga pra sejahtera atau keluarga sejahtera,” terangnya. (fokusjabar)
0 comments:
Post a Comment