Untuk mengendalikan angka kelahiran, setiap pasangan, terutama para istri, diminta untuk menggunakan atau mengonsumsi alat kontrasepsi. Karena faktor kepraktisan, tampaknya sejauh ini alat kontrasepsi yang paling sering dipergunakan oleh wanita adalah yang berbentuk pil.
Hanya saja tak banyak yang mereka ketahui tentang pil kontrasepsi itu sendiri dan mengapa mereka harus mengonsumsinya setiap hari.
Agar tak salah kaprah, setiap wanita PERLU mengetahui 9 hal tentang pil pengendali kelahiran ini, baik yang hormonal maupun non-hormonal (non-permanen), seperti dikutip dari Huffingtonpost.
1. Pemakaian yang tak konsisten bisa jadi masalah besar
Guttmacher Institute melaporkan kehamilan yang tak diinginkan (unintended pregnancy) pada dua-pertiga wanita yang menggunakan kontrasepsi secara konsisten dan dengan cara yang benar hanya sebesar lima persen. Sedangkan 19 persen wanita yang tidak konsisten memakai kontrasepsi mengakibatkan kehamilan tak diinginkan mencapai 43 persen.
Untuk pil KB misalnya, setiap tahunnya diperkirakan hanya 1 dari 100 wanita yang akan hamil jika mereka minum pil itu setiap hari, tapi hanya 9 dari 100 wanita yang hamil jika mereka tak meminumnya setiap hari. Para wanita biasanya benar-benar percaya jika pil KB itu efektif, tapi itu tergantung konsistensi mereka sendiri dalam menggunakannya.
2. Efek sampingnya harus diperhatikan
Sebenarnya semua merk pil kontrasepsi sama efektifnya dalam mencegah kehamilan, tapi belum tentu semuanya sesuai dengan tubuh Anda. Yang bisa membantu Anda dalam memilih hal ini adalah dokter kandungan Anda.
Setidaknya ketahui hal-hal mendasar tentang pil pilihan Anda. Ada pil kombinasi yang mengandung hormon estrogen sekaligus progestin, ada juga yang hanya mengandung progestin bagi wanita yang tak bisa mengonsumsi estrogen. Namun pahami juga pilihan kontrasepsi lain seperti IUD atau vaginal ring.
Tapi jika Anda merasa terkena efek samping berkaitan dengan pengendali
kelahiran Anda, cobalah menemukan hal itu dengan memanfaatkan kalender
dan kemukakan informasi tersebut ketika menemui ginekolog Anda. Hal ini
akan membantu dokter atau perawat untuk memahami apa yang Anda alami dan
menuntun Anda menemukan kontrasepsi yang lebih baik.
Lagipula
sejumlah efek samping bisa jadi akan menghilang setelah tubuh Anda
menyesuaikan diri, meski ada juga yang tidak demikian.
3. IUD adalah kontrasepsi yang paling efektif
Sebuah
studi yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine
menemukan bahwa intrauterine devices atau IUD 20 kali lebih baik dalam
mencegah kehamilan tak diinginkan ketimbang pil, koyo (patch) atau
vaginal ring.
Apa sebabnya? Karena IUD dapat menghilangkan faktor
'kesalahan manusia' (human error) yang menyebabkan terjadinya kehamilan
tak diinginkan. Selain efektif, sampai detik ini IUD masih tercatat
sebagai kontrasepsi yang aman dan tahan lama, meski selama ini IUD
dianggap tidak begitu.
4. Pil tidak menyebabkan berat badan naik
Versi
lama pil pengendali kelahiran mengandung dosis hormon yang lebih tinggi
dari yang modern sehingga para wanita yang mengonsumsinya mengalami
penambahan berat badan.
Lagipula banyak pakar yang tidak
menemukan adanya keterkaitan antara pil kombinasi dengan penambahan
berat badan, walaupun American Congress of Obstetricians and
Gynecologists menyatakan bahwa pil KB yang berisi progestin dapat
menyebabkan berat badan wanita yang mengonsumsinya menjadi bertambah.
Ada
dua alasan wanita bisa mengalami penambahan berat badan ketika
mengonsumsi pil KB: biasanya mereka mulai mengonsumsi pil KB saat masih
remaja jadi penambahan berat badan itu hanya karena mereka sedang
tumbuh, tapi mereka mengira ini karena pilnya. Selain itu banyak wanita
yang mengonsumsi pil ini saat sudah menikah, dan beberapa studi
menyatakan bahwa berat badan wanita yang telah bersuami cenderung
bertambah
5. Konsumsi obat-obatan lain ikut pengaruhi efektivitas pil
Itulah
mengapa dokter Anda kerap menanyakan apakah ada obat-obatan yang sedang
Anda konsumsi sebelum menuliskan resep pil kontrasepsi. Pasalnya
sejumlah obat-obatan tertentu tak dapat dicampur antara satu sama lain,
salah satunya bagi pil pengendali kelahiran Anda.
Beberapa jenis
obat yang tak boleh dikombinasikan dengan pil kontrasepsi diantaranya
antibiotik, obat anti-jamur, antidepresan tertentu serta sejumlah
suplemen alami yang dapat mengurangi kemampuan pil kontrasepsi (terutama
yang mengandung estrogen) untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
6. Pil kontrasepsi dapat digunakan sampai kapanpun
"Bertahun-tahun
yang lalu banyak yang mengira penggunakan pil pengendali kelahiran
dalam waktu lama akan menggangu kemampuan seorang wanita untuk hamil,
tapi ternyata ini salah besar," terang dokter kandungan dari Mayo
Clinic, Dr. Mary M. Gallenberg.
"Para dokter dulunya juga kerap
merekomendasikan agar pasiennya sesekali mengambil jeda (dari konsumsi
pil kontrasepsi), tapi nyatanya hal ini tak memberikan manfaat apapun,
bahkan justru meningkatkan risiko kehamilan tak diinginkan," tambahnya.
Tentu
saja ada beberapa alternatif alat pengendali kelahiran yang permanen
seperti sterilisasi, terutama jika para wanita berikut pasangannya
mempertimbangkan untuk tidak punya anak atau berhenti punya anak.
7. Wanita bisa langsung hamil kalau berhenti minum pil
"Di
masa lalu, para dokter khawatir jika Anda langsung hamil setelah
berhenti minum pil, maka risiko keguguran Anda akan tinggi. Tapi teori
ini terbukti salah karena hormon dari pil pengendali kelahiran tidaklah
mengganggu sistem di dalam tubuh seorang wanita," tandas peneliti dari
Mayo Clinic.
Hal ini diamini Dr. Katharine O’Connell White,
dokter kandungan dari Baystate Medical Center, Springfield,
Massachussets. "Para wanita tak perlu berhenti minum pil dalam kurun
tiga hingga enam bulan sebelum mencoba untuk hamil karena tubuhnya akan
segera kembali normal," tambahnya.
Kondisi serupa juga terjadi pada IUD: American Congress of Obstetricians
and Gynecologists menyatakan bahwa para wanita dapat mencoba hamil
sesegera setelah IUD-nya dilepas.
8. Pil dapat memberikan perlindungan lima hari pasca melakukan seks tak aman
Jenis
obat tertentu seperti Plan B diketahui dapat mencegah kehamilan pada
wanita lima hari setelah orang yang bersangkutan melakukan seks tak aman
alias tanpa perlindungan. Opsi lainnya adalah memasukkan IUD lima hari
setelah seks tak aman.
Intinya, meski Anda melakukan seks tak
aman, ada sejumlah metode aman yang dapat membantu mencegah kehamilan
jika itulah yang Anda inginkan.
9. Pil KB untuk pria akan segera hadir
Bill
and Melinda Gates Foundation baru-baru ini menggelar sayembara untuk
menemukan alat pengendali kelahiran yang diperuntukkan bagi pria, baik
yang hormonal maupun non-hormonal. Sejumlah peneliti pun menemukan
adanya sebuah molekul yang dapat menurunkan jumlah sperma pada tikus
secara dramatis, yang suatu ketika diharapkan dapat digunakan pada
manusia.
0 comments:
Post a Comment