Kabupaten Brebes adalah salah satu Kabupaten kecil di Jawa Tengah. Kabupaten ini mulai tanggal 4 Desember 2012 dipimpin oleh seorang Bupati perempuan, Ibu Hj. Idza Priyanti, A.Md., S.E. Sejak menjadi Bupati langsung digerakkannya kegiatan warganya dengan berbagai aktifitas yang mendorong pengembangan kesejahteraan dan kebahagiaan warganya. Secara mantab, melalui berbagai instansi, SKPD dan lembaga sosial yang ada di daerahnya dikembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di seluruh desa di kabupatennya. Tidak segan-segan beliau mempergunakan lembaga koperasi untuk ikut aktif mengembangkan Posdaya sebagai salah satu ujung tombak pemberdayaan keluarga di desa-desa sasaran dengan mengajak keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I ikut aktif dalam proses pemberdayaan.
Melalui Koperasi Windu Kencana, yang semula didirikan oleh para aktifis BKKBN, antara lain Pak Komar dan Ibu Rini Pujiastuti, dan para anggota lainnya, dikembangkan pula sebagai sarana untuk pemberdayaan keluarga dengan memberikan bantuan modal seadanya.
Modal itu diperoleh awalnya dari sisa-sisa gerakan Sadar Menabung Takesra Kukesra yang oleh Yayasan Damandiri diijinkan untuk dikembangkan dalam kegiatan pemberdayaan keluarga. Gerakan itu, dengan restu setiap Kepala BKKBN baru di kabupaten, bisa makin bertambah maju. Kegiatannya langsung diarahkan pada upaya mendorong dan memberi dukungan modal bagi keluarga prasejahtera dan sejahtera I.
Dengan dukungan Bupati yang dinamis, beberapa bulan lalu, dalam kesempatan Hari Keluarga Nasional untuk Kabupaten Brebes, digelar acara khusus mencerminkan keterpaduan pemberdayaan keluarga lengkap dengan anak dan seluruh anggotanya. Artinya hari anak bukan hanya diperingati untuk anak, tetapi dipadukan dengan penghormatan untuk keluarga secara menyeluruh karena anak tidak bisa dipisahkan dari pemberdayaan dan pembinaan keluarga. Peringatan itu berjalan sangat meriah karena melibatkan keluarga dan Posdaya yang dibentuk di desa dan mendapat dukungan dari seluruh Camat dan Lurah/Kepala Desanya.
Pendekatan terpadu untuk mempertahankan kesertaan KB di Indonesia dewasa ini kurang mendapat perhatian. Kesertaan yang telah melampaui lebih dari 60 – 70 persen, dibanyak kabupaten dan kota diperlakukan secara salah seakan kita masih dijaman tahun 1970-an. Akibatnya kesertaan merosot dan minat ber-KB menurun. Tetapi di Kabupaten Brebes dilakukan pendekatan terpadu.
Keluarga prasejahtera yang membutuhkan modal diberikan bantuan modal tanpa harus menyediakan agunan melalui Koperasi Windu Kencana sehingga kesertaan KB-nya makin mantab dan keluarga tetangga yang ragu-ragu ber-KB makin percaya bahwa cita-cita ber-KB adalah membangun keluarga sejahtera.
Tidak itu saja, dengan kegesitan melakukan pemetaan keluarga, BKKBN kabupaten, nama sekarang digabungkan dengan pemberdayaan perempuan dan perlingngan anak, diajak ikut serta membantu keluarga prasejahtera melalui kegiatan ekonomi mikro yang produktif mulai dengan kegiatan sederhana. Keluarga prasejahtera yang umumnya keluarga sederhana diajak melakukan usaha sederhana sebagai pemeran utamanya.
Keluarga sederhana dilatih ketrampilan membuat olahan rambut menjadi sanggul. Olahan ketela menjadi makanan gorengan yang lezat. Telur bebek diolah menjadi telur asin yang beraneka rasanya. Semua kreativitas dikembangkan untuk meningkatkan minat beli masyarakat dan dipadukan dengan pembinaan kesertaan KB yang dinamis dan tinggi.
Dalam proses pembinaan melalui Posdaya, menurut cerita Ibu Rini, salah satu penggerak Posdaya dari Kantor BKBPP, sekaligus pengurus Koperasi, selalu menganjurkan pimpinan dan anggota Posdayanya untuk mengadakan pertemuan dengan tempat yang berpindah-pindah dari satu rumah keluarga anggota ke rumah lainnya.
Dengan demikian keakraban antar anggota makin tinggi dan upaya bersama untuk saling membantu bertambah tinggi. Setiap anggota dirangsang untuk saling berbagi dan bahagia kalau melihat anggota prasejateranya bertambah maju. Upaya itu, seperti arisan biasa, anggota saling mencari acara untuk berbagi dengan anggota lainnya.
Dengan dimulainya pendataan dan pemetaan keluarga, dalam waktu singkat setiap Posdaya akan mengetahui permasalahan yang menghambat suatu keluarga untuk meningkat ke posisi yang lebih sejahtera. Dengan demikian makin mudah menambah dan membantu setiap keluarga prasejahtera meningkat ke posisi lebih baik.
Pemetaan keluarga yang semula diarahkan untuk sekurang-kurangnya sepuluh Posdaya, ternyata lebih banyak Posdaya di Kabupaten Brebes ikut serta secara sukarela. Rencanya akan disusul pemetaan keluarga secara mandiri oleh Posdaya lain yang menerima dukungan Tabur Puja. Setiap Posdaya yang anggotanya mendapat manfaat dari kredit dan tabungan Tabur Puja akan memiliki peta keluarga.
Dengan demikian setiap pengurus dan anggota yang melakukan dukungan terhadap keluarga prasejahtera akan bisa memonitor perkembangan pemberdayaan keluarga dalam lingkungan Posdayanya. Peta itu juga bisa mengukur berapa banyak keluarga sejahtera II dan III yang bisa meningkat menjadi keluarga sejahtera III plus karena anggotanya menjadi penggerak pemberdayaan atau memberi sumbangan untuk pemberdayaan keluarga.
Melalui peta keluarga yang jelas dan menempatkan setiap keluarga dalam peta, bisa dilihat kekurangan atau kelebihan sebuah keluarga. Mereka yang kekurangan untuk meningkat menjadi keluarga yang lebih sejahtera dapat ditingkatkan hanya dengan menambahkan yang kurang saja. Selebihnya dapat dikembangkan menjadi keluarga yang lebih sejahtera dengan pendekatan terfokus lainnya.
Keluarga yang berada dalam posisi keluarga sejahtera II atau III bisa dengan mudah mengikuti roadmap yang ada menjadi makin mantab sebagai keluarga sejahtera III. Lebih dari itu, dengan memberi kesempatan kepada keluarga sejahtera III ikut aktif dalam upaya pemberdayaan keluarga dan berkenan menjadi pendukung atau penyumbang upaya bersama dalam lingkungan Posdaya, bisa langsung ditingkatkan menjadi keluarga sejahtera III plus. Ini bisa terjadi karena indikator posisi keluarga adalah indikator yang mutable dan melalui kerja yang cerdas, kalau perlu kerja keras, bisa diubah oleh setiap keluarga secara mandiri.
Dari pengalaman kegiatan di Brebes, terbukti pendekatan terpadu dengan melengkapi keluarga melalui pemantaban delapan fungsi keluarga, mudah bagi sebuah keluarga untuk berkembang menjadi keluarga sejahtera. Kegiatan atau dana yang perlu disediakan juga tidak harus sangat melimpah karena keluarga yang dipandu adalah keluarga sederhana. Pendekatan yang tepat akan memantabkan pemberdayaan dan sekaligus meningkatkan kualitas kesertaan KB.
Keluarga yang makin mandiri akan merangsang keluarga muda lainnya ikut dalam KB yang lestari. Penyediaan kontrasepsi dan pelayanan yang mudah, murah dan berkualitas, dengan adanya keluarga yang makin mampu, akan menjamin kesertaan yang baik dan penurunan fertilitas yang mantab.
(Prof. Dr. Haryono Suyono, Ketua Yayasan Damandiri, www.haryono.com).
0 comments:
Post a Comment