JAKARTA - BKKBN akan memfokuskan perhatian pada kelompok usia remaja untuk mensukseskan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKB&PK). Dengan jumlah kelompok usia remaja mencapai 64 juta, menurut Kepala BKKBN Fasli Jalal, itu adalah potensi yang harus digarap agar ke depan Indonesia bisa kembali meraih sukses program KB.
“Strategi yang akan kita lakukan diantaranya memberikan edukasi yang komprehensif tentang kesehatan reproduksi kepada generasi muda guna mendewasakan usia kawin pertama dan menurunkan angka kelahiran remaja. Diantaranya melalui kegiatan generasi berencana,” papar Fasli disela High Level Seminar on ICPD+20 and the Unfinished Agenda, Selasa (1/4).
Program generasi berencana (Genre) tersebut diharapkan mampu menjangka seluruh insitusi pendidikan baik formal maupun non formal serta perguruan tinggi. Program utamanya adalah pendidik dan konselor sebaya (peer education) yang ramah remaja melalui Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja/Mahasiswa.
Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat ini terdapat 9 juta siswa SMA/sederajat yang berada di 30 ribu sekolah, serta 6 juta mahasiswa yang tersebar di 3.200 perguruan tinggi.
Jika kelompok usia remaja digarap dengan baik, Fasli yakin bahwa program KB Indonesia ke depan akan kembali mencapai sukses seperti halnya tahun l980-l990.
Fasli mengingatkan bahwa stagnasi program KB pada 12 tahun terakhir ini salah satunya disumbang oleh kelompok remaja. Dimana data remaja yang melakukan perkawinan pada usia muda (dibawah 19 tahun) hampir separuhnya. Lalu remaja yang melahirkan pada usia 15-19 tahun tercatat 48/1000 remaja, jauh melebihi target yang menetapkan 30/1000 remaja pada tahun 2012.
“Lucunya, fenomena remaja kawin muda justeru banyak dijumpai dikota-kota besar dimana akses informasi sangat mudah didapat dan pendidikan juga relative baik,” pungkas Fasli.
0 comments:
Post a Comment