Jakarta, Program Keluarga Berencana menikmati masa jayanya pada zaman pemerintahan Orde Baru pimpinan Presiden Suharto. Pada saat itu, Total Fertility Rate (TFR) atau angka rata-rata kelahiran anak per keluarga mencapai 2,4. Bahkan pada saat itu Indonesia mendapat penghargaan UN Population Award dari PBB.
Namun semenjak tahun 2000, angka tersebut mengalami penurunan dan terus tertahan di angka 2,6. Mantan Kepala BKKBN Prof Dr Haryono Suyono mengatakan agar program KB bisa sesukses zaman Orde Baru, BKKBN harus kembali menggalakkan peran serta masyarakat.
"Salah satu PR BKKBN sekarang kembali menggalakkan peran masyarakat dalam program KB seperti zaman Pak Harto dulu," ujar Prof Haryono pada acara High Level Seminar on The ICPD Beyond 2014 Review di Hotel Gran Melia, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (1/4/2014).
Pria yang juga pernah merangkap sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraab Rakyat pada zaman Order Baru tersebut mengatakan bahwa dulu, gegap gempita program KB terasa mulai dari pusat hingga pelosok desa. Hal ini disebabkan oleh kencangnya sosialiasi kampanye '2 anak cukup' oleh pemerintah.
"Dulu di setiap desa ada kader KBnya. Entah itu bidan, dokter, kader posyandu, ataupun perangkat desa lainnya termasuk kepala desa," paparnya lagi.
Kurangnya kader KB di desa juga menyebabkan turunnya angka total fertility rate (TFR) Indonesia. Prof Haryono menambahkan bahwa dulu hampir seluruh desa di Indonesia memiliki bidan. Sementara saat ini, hanya sekitar 20-30 persen saja desa yang memiliki bidan.
Permasalahan tentang kader tersebut juga diakui oleh Prof Dr Fasli Jalal, Kepala BKKBN saat ini. Dikatakannya bahwa dari 78.000 desa di Indonesia, hanya ada kurang lebih 15.000 kader BKKBN.
"Idealnya itu kan satu kader maksimal menangani dua desa. Tapi itu tidak memungkinkan karena kadernya sekarang hanya 15.000 sementara jumlah desanya ada 78.000," papar Fasli pada kesempatan yang sama.
Karena itu, ia sangat mendukung sekali usulan yang diberikan oleh Prof Haryono. Bahkan usulan tentang kembali melibat masyarakat tersebut sudah ditanggapi oleh BKKBN dengan menggelar rapat bersama 600 mitra.
"BKKBN sudah menggelar rapat bersama 600 mitra diantaranya NU, Muhammadiyah, dan organisasi kemasyarakatan yang lain," ujarnya lagi.
0 comments:
Post a Comment