Setiap anak mempunyai hak mutlak mendapatkan imunisasi lengkap untuk mengurangi risiko kecatatan, kesakitan, dan kematian pada anak. Oleh karena itu, Wakil Menteri Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengingatkan kepada para orangtua agar memberi imunisasi untuk memenuhi hak anak mengalami tumbuh kembang secara optimal.
“Anak itu punya hak untuk hidup sehat dan mengalami tumbuh kembang yang optimal. Untuk itu orangtua harus benar-benar memperhatikan agar anaknya mendapat imunisasi lengkap,” kata Prof Ghufron di Jakarta, Senin (12/5).
Diperkirakan 2-3 juta kematian per tahun secara global berhasil dicegah dari penyakit difteri, campak, pertusis, pneumonia, polio, rotavirus diare, rubella, dan tetanus melalui imunisasi. Namun, masih ada sekitar 22 juta bayi di dunia yang belum mendapat imunisasi lengkap dan sebesar 9,5 juta ada di Asia Tenggara termasuk anak-anak di Indonesia.
Situasi ini mendorong langkah global dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dunia melalui pelaksanaan (Pekan Imunisasi Dunia). Di Indonesia, PID telah dilaksanakan pada tanggal 23 hingga 30 April 2014 dengan tema “Are you up to date ? Know, Check, and Protect, Immunize for a Healthy Future”.
Menurut Wamenkes, cakupan imunisasi di Indonesia sudah bagus yiatu sudah lebih dari 90 persen, tetapi masih ada juta anak di Indonesia yang belum diimunisasi. Ini harus kita dorong, imunisasi itu perlu, tidak bahaya dan harus diberikan lengkap.
Pelaksanaan imunisasi juga semakin dipermudah tiap tahunnya misalnya dengan penyediaan vaksin pentavalen yang berisi vaksin bagi DPT-HB-Hib dalam satu kali pemberian sehingga mengurangi jumlah suntikan yang dibutuhkan bayi. “Ada kemudahan saat ini, imunisasi sampai sembilan kali, sekarang dengan vaksin pentavalen ini cukup tiga kali saja," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment