Pendeta bersahaja asal Bali ini begitu bersemangat menjadi duta vasektomi di tanah kelahirannya. Banyak lika-liku yang harus dia lalui untuk meyakinkan masyarakat bahwa vasektomi itu menyehatkan dan tidak menurunkan kualitas kejantanan pria. NASUHA, Denpasar
SOSOK yang santun dan homuris ini tidak menampakkan dulunya seorang pendeta. Dengan berpenampilan busana adat Bali serba putih, seputar keputusan yang diambil I Wayan Suryantara, 55, untuk melakukan vasektomi atau KB pria.
Bermula dari keyakinan laki-laki kelahiran Desa Petang, 16 Desember 1969 lalu yang mendapat restu dari istrinya Ni Putu Indrawati, 44, untuk berhenti memiliki anak lagi. Disaksikan oleh ibu Bupati Bali dan Ibu Sekda Bali, enam bulan yang lalu I Wayan Suryantara melakukan operasi pemotongan sebagian saluran sperma atau dikenal dengan istilah KB pria atau vasektomi.
”Vasektomi bagi kesehatan tidak ada efek negatifnya. Bahkan usai operasi vasektomi esok harinya saya sudah ikut dalam upacara adat Melasti di pantai,” ujar I Wayan Suryantara saat ditemui di Universitas Udayana Bali dalam program kuliah umum oleh Kepala BKKBN, Bali, (13/5).
Menurut I Wayan, dengan KB vasektomi dirinya ingin memberikan kontribusi besar kepada bangsa dan diri sendiri. Karena vasektomi menimbulkan rasa cinta kasih, di mana peran istri dengan kodratnya sebagai perempuan dapat digantikan oleh suami atau laki-laki.
”Dengan vasektomi, kita dapat terhindar penularan penyakit HIV karena secara kesehatan sperma yang dikeluarkan tidak sesempurna pada orang yang belum divasektomi,” ungkap anak pertama dari empat bersaudara ini. Keinginan I Wayan Suryantara untuk menjadi motivator tumbuh dengan sendirinya, terlebih setelah dirinya melihat tingkat pertumbuhan penduduk di tempat tinggalnya cukup tinggi.
Berbekal sebagai seorang perbekal atau kepala adat di Desa Petang, sosok alumni fakultas hukum Universitas Dwijendra ini pun secara sukarela memberikan motivasi kepada warganya arti pentingnya KB pria selain KB wanita. ”Pemahaman masyarakat selama ini keliru, mereka berpikir dengan vasektomi akan menurunkan daya vitalitas pria.
Dengan vasektomi kita dapat saling menghargai kesetaraan gender antara pria dan wanita untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera dengan menjunjung tanggung jawab bersama antara suami dan istri,” kata ayah dengan dua orang putera ini.
Secara sabar I Wayan Suryantara terus menjadi motivator KB pria. Berkat usahanya selama enam bulan sebagai motivator, I Wayan Suryantara ingin terus menekan angka kelahiran di sekitarnya. Apalagi ketika dirinya dipercaya sebagai pengurus forum Perbekel di Kecamatan Badung.
”Kami sosialisasi kepada tementemen Perbekel tentang keunggulan vasektomi agar dapat dilakukan secara bersama, dengan tujuan dapat menekan angka kelahiran di Badung,”ujar sosok yang pernah menerima penghargaan Motivator KB pria dari Kabupaten dan Provinsi tahun 2014. Menurut I Wayan, pemahaman banyak anak banyak rejeki itu sangat keliru.
Karena dengan banyak anak ternyata menimbulkan banyaknya kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi. ”Sebagai Perbekel Saya ingin memberi contoh dan dicontoh oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih belum paham. Kaum istri yang pernah saya temukan kuatir suaminya akan menjadi nakal dan berselingkuh usai di Vasektomi,”tutur I Wayan Suryantara lagi.
Hingga saat ini, I Wayan mengungkapkan, dirinya sudah memvasektomi sekitar 50 orang di Kecamatan Badung. ”Untuk desa Betang tahun 2013 lalu sudah ada 12 orang yang melakukan Vasektomi dan awal tahun 2014 bertambah 10 orang, terakhir bulan April tahun ini bertambah lagi 8 orang yang melakukan vasektomi,” ungkapnya.
Syarat yang harus dipenuhi oleh keluarga yang dapat melakukan vasektomi di antaranya: ada persetujuan antara suami dan istri, sudah cukup memiliki anak dan suami sudah berusia 45 tahun. ”Dengan memotivasi pria yang sudah berusia 45 dimungkinkan lebih mudah karena lebih matang, status keluarga harus memiliki anak cukup karena penggunaan alat kontrasepsi KB yang lain akan ribet sedangkan vasektomi dapat dilakukan 1 kali seumur hidup,” ucapnya.
Terakhir, I Wayan Suryantara berharap dirinya dapat memberikan spirit lebih banyak kepada masyarakat untuk melakukan vasektomi. ”Sudah 64 desa di Kecamatan Badung yang sudah saya beri motivasi. Semoga dengan status saya sebagai Perbekel dapat memberi nilai plus kepada masyarakat agar mengikuti jejak saya,” pungkas pria yang memiliki hobi olahraga dan seni tabuh dan seni lukis ini.
0 comments:
Post a Comment