Dalam refleksi peringatan 86 tahun sumpah pemuda, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) mengajak kepada seluruh pemuda Indonesia untuk memahami tantangan negara ini ke depan. Salah satunya menurut HMI adalah, bisa memanfaatkan adanya bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini dengan baik.
Ketua Umum PB HMI, M. Arif Rosyid Hasan mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK harus paham apa yang akan dilakukannya untuk membangunIndonesia ke depan.
Jangan sampai pemerintahan yang baru ini menurutnya, tidak mampu membuat peta jalan (road map) bagi pengembangan potensi dari pemuda yang ada tersebut. Karena bukan hanya pemuda, seluruh bangsa Indonesia akan menagih janji politik presiden Jokowi untuk mensejahterakan bangsa Indonesia, kata Arif melalui siaran persnya, Selasa (28/10).
Arif menilai, tantangan pemuda pada era kekinian adalah harus menjadi tulang punggung peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat. Saat ini menurutnya, bangsa Indonesia yang diakui sebagai bangsa yang besar, bangsa yang kaya baik itu sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) juga tengah dihadapkan dengan tantangan yang begitu besar. Selain Indonesia akan mendapat tantangan global di depan mata berupa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, ternyata Indonesia juga tengah menghadapi tantangan yang justru datang dari sumber daya itu sendiri, ujar Arif.
Ia menyebutkan, Indonesia saat ini memiliki bonus demografi yang bisa diartikan sebagai peluang kesempatan (window of opportunity) yang timbul akibat menurunnya tingkat kelahiran dan perubahan dalam struktur umur penduduk dengan jumlah angkatan kerja (15-64 tahun) yang lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat non produktif. Bonus demografi ini menurutnya, menjadi pijakan penting karena banyak menjelaskan vitalnya peran pemuda dalam menopang masa depan Indonesia.
Indonesia sendiri menurut Arif, telah menikmati bonus demografi sejak tahun 2012. Diproyeksikan akan terus bergerak menuju puncaknya pada tahun 2028 hingga tahun 2031 ketika rasio ketergantungan menyentuh level terendah. Artinya 100 orang produktif akan menanggung 47 orang tidak produktif. sederhananya kita dapat menyimpulkan bahwa Kualitas Bonus demografi sangat bergantung pada kapasitas generasi muda. Hari ini jumlah pemuda Indonesiaberjumlah lebih 65 juta jiwa (BPS), ungkap Arif.
Arif menjelaskan, saat puncak bonus demografi mereka adalah berusia 29-47 tahun dan termasuk angkatan kerja yang ada. Selain pemuda sekarang menurutnya, anak-anak yang lahir tahun 2000-an ke atas tahun depan juga akan memasuki fase kepemudaan (15 tahun) dan berusia 28 tahun ke atas pada puncak bonus demografi. Artinya persiapan menuju untuk kedua kelompok umur tersebut harus disiapkan mulai dari sekarang. Jika tidak dipersiapkan dengan baik maka bonus ini dapat berubah menjadi bencana, kata Arif.
Gatra.com
0 comments:
Post a Comment