Bonus demografi bisa menjadi jendela peluang bagi Indonesia jika remaja saat ini berkualitas. Namun, jika tidak, malah menjadi bencana demografi. Bonus demografi hanya akan dinikmati negara lain yang datang di Indonesia.
Hal tersebut diucapkan Deputi Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Sudibyo Alimuso, Selasa (28/10/2014) malam di Lembang. Dia mengatakan itu dalam Jambore Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja/Mahasiswa Unggulan "nngkat Nasional tahun 2014 yang dihadiri 743 remaja dari 31 provinsi. "Indonesia akan memasuki bonus demografi tahun 2028-2035. Ada jendela peluang dan kuncinya adalah remaja yang berkualitas. Remaja berkualitas harus disiapkan untuk masa depan Indonesia," ucapnya.
Sudibyo menambahkan, 95% remaja sudah mengekspos film porno melalui internet dan handphone. Sebagian besar dari mereka menonton pornografi karena tidak sengaja.
"Tapi, kalau tiap hari menonton porno, mereka tidak dapat mengendalikan diri. Dampak lanjutannya ialah seks bebas. Kasus ini sudah lampu merah. Angka kelahiran usia remaja usia 15-19 tahun terus naik karena pernikahan dini dan kehamilan sebelum menikah. Perdesaan dua kali lipat dibandingkan dengan perkotaan," katanya.
Terkait dengan kenakalan remaja, Asisten Daerah Pemerintah Provinsi Jabar A Hadadi mengatakan, berbagai pendekatan terus dilakukan termasuk berintegrasi dengan BKKBN. Ada program pendidikan bekerja sama dengan Kanwil Agama dan sukarelawan kader posyandu.
"Pada remaja berisiko, secara dini diberikan pengetahuan kesehatan reproduksi. Juga pembinaan ke remaja, karang taruna, dan organisasi kepemudaan. Lalu ada program gerakan 20 menit pendampingan terhadap anak sebagai bentuk kepedulian orangtua terhadap anak," ucapnya.
0 comments:
Post a Comment