728x90 AdSpace

  • Info Terbaru

    Sunday 23 February 2014

    Tentang Tubektomi


    Metode ini merupakan metode jangka panjang dan merupakan metode yang patent. Artinya metode ini dipilih oleh mereka yang sudah tidak menginginkan memiliki keturunan lagi. Metode ini dilaksanakan dengan cara operasi, maka disebutlah sebagai metode operasi wanita, dan metode operasi pria.
    Metode operasi wanita atau MOW lebih dikenal dengan istilah TUBEKTOMI. Sedangkan metode operasi pria atau MOP disebut juga VASEKTOMI. Mengenai vasektomi ini, saya pernah menuliskan informasinya di sini.
    Khusus kali ini saya akan membagikan informasi mengenai MOW atau Tubektomi. Namun sebelumnya saya akan bercerita mengenai penyuluhan yang saya laksanakan sebelum pelayanan kontrasepsi bagi keluarga pra sejahtera dan sejahtera I (istilah halus untuk keluarga miskin).
    Pada kesempatan tersebut, ada seorang ibu yang segera menghubungi kami sebagai petugas. Dia menginginkan untuk mengikuti tubektomi atau MOW.  Ketika saya bertanya tentang kemantapannya mengikuti tubektomi ini, dia menjawab dengan mantap: “Saya sudah siap kok kalau rahim saya diangkat.”
    Lho? Saya terbengong-bengong, begitu pun mitra kerja saya. Rupanya ibu calon peserta tubektomi itu menyangka bahwa tubektomi atau MOW ini adalah operasi pengangkatan rahim sehingga dia tidak akan punya anak lagi.
    Akhirnya saya mengajak si ibu calon peserta operasi tubektomi itu untuk sejenak mengobrol. Membicarakan apa itu MOW atau tubektomi.
    Dimulai dengan penjelasan sistem reproduksi, hingga prinsip kerja tubektomi. Akhirnya ibu tersebut mengangguk-anggukan kepala tanda dia mengerti.
    Mungkin saat ini giliran anda yang bertanya: sebenarnya apa itu tubektomi? Dan bagaimana prinsip kerja tubektomi itu?
    Supaya anda lebih memahami mengenai tubektomi, saya sarankan agar anda membuka dulu file video sistem reproduksi ini. supaya ada sedikit gambaran, saya pun menyertakan gambar penampang rahim. Silakan anda perhatikan dengan seksama bagian-bagian dari rahim yang sudah saya sederhanakan tersebut.


    Tentu saja anda ingat bahwa pada sistem reproduksi perempuan itu terdiri dari beberapa bagian utama. Diantaranya adalah rahim (uterus), liang sanggama (vagina), saluran telur (tuba faloppii), dan indung telur (Ovarium). Dari ke empat bagian utama tersebut, salah satunya akan berhubungan dengan proses tubektomi. Bagian yang menjadi objek tubektomi tersebut adalah tuba falopii atau saluran telur.
    Sebelum masuk pada pengertian tubektomi, anda harus mengetahui terlebih dahulu bahwa metode tubektomi ini adalah metode jangka panjang, bisa seumur hidup, dan merupakan metode sterilisasi supaya anda tidak lagi memiliki anak. Sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara operasi.
    Menurut buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi terbitan BKKBN  jawa barat, tubektomi adalah prosedur bedah sukarela / operasi untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Nah jadi intinya tubektomi itu adalah proses sterilisasi dengan cara mengikat atau memotong salah satu bagian rahim, yaitu saluran telur (tuba falopii).
    Berdasarkan cara atau metodenya, tubektomi ini dibedakan menjadi dua yaitu minilaparotomi dan laparoskopi.  Minilaparotomi adalah tindakan operatif diagnostik atau klinik terapeutik dengan melakukan sayatan kecil (1,5–3 sentimeter) pada dinding perut. sedangkan laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan peneropongan memakai alat melalui sayatan pada dinding perut, setelah lebih dahulu dilakukan pengisian dengan udara atau gas ke dalamnya (KBBI daring).
    Bingung? Oke, tidak apa-apa anda menjadi bingung dengan penjelasan minilaparotomi dan laparoskopi. Yang penting sekarang adalah, anda mengetahui bahwa tubektomi itu dilakukan dengan metode operasi pada dinding perut, serta mengikat saluran telur atau tuba faloppii supaya proses pengeluaran sel telur menjadi terhambat.

    Bagaimana prinsip kerja Tubektomi
    Setelah anda tahu apa itu tubektomi, sekarang anda harus tahu bagaimanakah prinsip kerja tubektomi.
    Seperti yang saya catatkan sebelumnya, Tubektomi adalah proses pengikatan saluran telur dengan cara mengoperasi dinding perut dengan tujuan menghambat pengeluaran sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan.
    Bagaimanakah sebenarnya prinsip kerja dari metode tubektomi ini sehingga tidak terjadi pembuahan? Jawabnya logis sekali. Dengan mengikat atau memotong atau juga memasangkan cincin pada saluran telur, maka pengeluaran sel telur akan menjadi terhambat. Akhirnya sel sperma tidak akan bertemu dengan sel telur.
    Bingung lagi? Baiklah, sedikit penjelasan sederhana tentang prinsip dari tubektomi. Sekarang anda ambil sebuah selang yang agak panjang, kemudian hubungkan dengan kran air. Anda bayangkan bahwa selang air tersebut adalah tuba falopii, sedangkan kran air adalah ovarium atau indung telur, dan air dari kran tersebut adalah sel telur. Ketika kran air dibuka, maka air akan mengalir melewati selang tersebut bukan? Nah, sekarang coba anda tekan di salah satu bagian selang. Bagaimana dengan airnya? Tidak keluar lagi, bukan? Akan terhambat pada bagian yang anda tekan. Seperti itulah prinsip kerja dari tubektomi. Ketika saluran telur anda sudah diikat, maka sel telur tidak akan berhasil melewati ikatan tersebut. Pada akhirnya dia akan hancur dan tereduksi didalam tubuh tanpa berhasil melewati ikatan tersebut untuk bersemayam di tuba falopi. Sehingga pembuahan tidak akan pernah terjadi. Berikut adalah gambar dari metode tubektomi.
    sebagai ilustrasi, saya sertakan gambar yang saya pinjam dari sini.

    Bagaimana hubungannya dengan menstruasi? Apakah terganggu?
    Jika anda mengajukan pertanyaan demikian, saya patut acungi jempol. Itu artinya anda mulai memahami prinsip kerja tubektomi seperti apa. Sedikit penjelasan ini mungkin akan menjawab rasa penasaran anda.
    Seperti yang kita ketahui, sebenarnya menstruasi adalah peluruhan dinding rahim yang menebal pada saat sel telur akan (sedang) dikeluarkan dari indung telur. Nah, ketika anda sudah menjadi akseptor tubektomi, maka sel telur anda hancur dan tereduksi, sebelum mencapai tempatnya bersemayam menunggu sel sperma, karena tuba falopiinya sudah diikat.  Jadi, pada saat pengeluaran sel telur ini, dinding rahim anda tetap menebal karena ‘menyangka’ bahwa sel telur akan keluar seperti biasa. Ketika tidak terjadi pembuahan, dinding rahim yang tebal  tersebut akan meluruh karena ternyata tidak ada pembuahan yang terjadi. Itulah yang dinamakan menstruasi. Dan ketika anda sudah menjadi akseptor tubektomi, siklus menstruasi ini akan lancar seperti biasa. Tidak terganggu oleh faktor-faktor seperti halnya ketika anda menggunakan alat kontrasepsi hormonal maupun non hormonal lainnya.

    Bagian 2
    - Siapa sajakah yang boleh dan tidak boleh ber-tubektomi?
    Sebagai perempuan, anda dihadapkan pada pilihan yang sulit jika anda tidak menggunakan alat kontrasepsi. Kemungkinan anda akan hamil sangat berpeluang besar meskipun usia anda sudah 40 tahun. Apa pasal? Karena ketika seorang perempuan masih berada dalam kisaran usia subur, maka kemungkinan untuk hamil akan tetap ada.
    Maka dari itu, ketika anda sudah memantapkan diri untuk tidak memiliki anak lagi, dan anda tidak ingin direpotkan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi yang harus anda pakai secara reguler, maka pilihan anda sudah tepat jika anda memilih tubektomi.
    Tapi, sebelum anda memilih tubektomi, sudah selayaknya anda mengetahui siapa sajakah yang boleh ber-KB tubektomi dan siapa saja yang tidak boleh ber-KB tubektomi.
    * Yang boleh ber-KB tubektomi
    Siapa saja yang boleh tubektomi? Berikut adalah syarat-syaratnya:
    1. Perempuan usia diatas 26 tahun
    2. Memiliki keturunan lebih dari dua
    3. Sudah memiliki keinginan dan keyakinan untuk tidak menambah anak lagi
    4. Perempuan yang jika hamil, akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius dan membahayakan.
    5. Memahami prosedur dan tindakan tubektomi, serta sukarela setuju dengan prosedur tubektomi.
    * Yang tidak boleh ber-KB tubektomi
    Siapa saja yang sebaiknya tidak boleh menjalani tubektomi? ini dia:
    1. Perempuan yang sedang hamil atau terdeteksi hamil
    2. Terjadi perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya. Harus ada pemeriksaan jika terjadi hal ini.
    3. Terjadi infeksi daerah pelvik ataupun di daerah rahim yang akut, hingga disembuhkan terlebih dahulu.
    4. Perempuan yang tidak boleh menjalani proses pembedahan
    5. Belum memiliki keyakinan yang pasti tentang keinginannya melaksanakan tubektomi
    6. Tidak memiliki izin dari suami, serta
    7. Belum memberikan persetujuan tertulis.
    Penting untuk anda: ketika anda akan menjalani operasi tubektomi, anda harus menandatangi form persetujuan terlebih dahulu. Nanti saya akan sedikit menjelaskannya pada bagian informed consent.

    - Manfaat dan keterbatasan tubektomi
    Sebelum anda mengambil keputusan tentang tubektomi, sebaiknya anda mengetahui terlebih dahulu apa manfaat dan bagaimana keterbatasan dari tubektomi ini. berikut adalah manfaat dan keterbatasan tubektomi.
    Manfaat:
    1. Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
    2. Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
    3. Tidak bergantung pada faktor senggama
    4. Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan beresiko karena akan terhindar dari keadaan tersebut
    5. Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi lokal
    6. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
    7. Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada produksi hormone ovarium.
    Bahkan menurut buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi terbitan BKKBN Jawa Barat, kontrasepsi tubektomi ini dapat mengurangi resiko terkena kanker ovarium (kanker rahim).

    Keterbatasan:
    1. Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
    2. Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode ini. Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar mantap memilih metode ini.
    3. Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah dilakukan pembedahan
    4. Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
    5. Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika yang dilakukan adalah proses laparoskopi
    6. Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

    Bagian 3
    Kapan Tubektomi bisa dilaksanakan?
    Sudah mantapkah anda memilih tubektomi sebagai metode kontrasepsi pilihan anda? jika iya, pertanyaan di atas memang tepat anda layangkan. Kapan tubektomi bisa dilaksanakan? Namun jika anda masih ragu, saran saya lebih baik anda berpikir ulang untuk melakukannya sebelum anda menyesal di kemudian hari. Kenapa demikian? Karena, sekali lagi, metode ini merupakan metode permanen yang sulit untuk dipulihkan kembali.
    Tapi, apabila memang inilah pilihan anda, saya akan menjawab kepenasaranan anda atas pertanyaan di atas.
    Tubektomi bisa dilaksanakan setiap waktu selama siklus menstruasi selama anda yakin tidak sedang hamil, atau diprediksi sedang hamil. Atau anda juga bisa menghitung dari situs menstruasi anda, yaitu hari ke 6 hingga hari ke 13 siklus menstruasi anda.
    Apabila anda saat ini sedang hamil, dan merencanakan untuk melaksanakan metode tubektomi pascapersalinan nanti, maka disarankan anda memilih metode minilaparotomi dalam waktu 2 hari, atau setelah 6 minggu, atau 12 minggu pascapersalinan. Metode laparoskopi tidak tepat untuk anda yang baru bersalin.
    Sedangkan untuk anda yang mengalami keguguran, dan ingin menghentikan untuk tidak lagi hamil karena satu dan lain sebab, maka triwulan pertama pasca keguguran boleh dengan metode minilaparotomi atau laparoskopi. Ketika masuk triwulan kedua pascakeguguran, hanya minilaparotomi saja yang diperbolehkan.
    Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ahli kandungan jika anda menginginkan metode kontrasepsi ini sebagai metode kontrasepsi anda.
    Informed consent
    Pada sub bagian siapa yang diperbolehkan dan siapa yang tidak diperbolehkan ber-KB Tubektomi, anda sudah membaca sekilas tentang informed consent.
    Apa itu informed consent? Informed consent adalah lembar pernyataan dan persetujuan bahwa anda akan memilih metode ini. Dalam informed consent ini terdapat lembaran yang harus ditanda tangani oleh anda dan juga suami anda.
    Pastikan anda memperoleh informed consent terlebih dahulu sebelum dilakukan operasi. Dan anda berhak untuk berubah pikiran setiap waktu, sebelum prosedur operasi ini dilaksanakan.
    Jika benar-benar mantap, lembar persetujuan sudah ditanda tangani, maka operasi pun akan dilaksanakan. Jika sudah dilaksanakan, Jagalah luka operasi agar tetap kering hingga balutan operasi dilepaskan. Mulai lagi aktivitas anda secara bertahap (sebaiknya anda beraktivitas normal kembali setelah 7 hari pascaoperasi) untuk menjaga agar bekas operasi tidak menjadi infeksi.
    Hindari dulu hubungan intim dengan suami hingga anda benar-benar merasa nyaman. Hindari pula mengangkat benda-benda berat dan bekerja keras selama 7 hari pertama setelah operasi. Jika bekas operasi terasa sakit, minumlah 1 atau 2 tablet analgesic penghilang nyeri setiap 4 hingga 6 jam. Buatlah jadwal kunjungan pemeriksaan secara rutin antara 7 hingga 14 hari setelah operasi.






    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    1 comments:

    Item Reviewed: Tentang Tubektomi Rating: 5 Reviewed By: Unknown

    Galeri Aktivitas Saya 2013 - 2015