728x90 AdSpace

  • Info Terbaru

    Sunday, 23 March 2014

    KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN


    Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
    Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:
    1.      Konsepsi
    2.      Bayi dan Anak
    3.      Remaja
    4.      Usia subur
    5.      Usia lanjut

    1.      KONSEPSI
    a.       Perlakuan sama terhadap janin laki-laki maupun perempuan
    b.      Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
    c.       Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis kelamin, BBLR, Kurang gizi (malnutrisi).
    d.      Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

    2.      BAYI DAN ANAK
    a.       ASI Ekslusif dan penyapihan yang layak
    b.      Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
    c.       Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
    d.      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
    e.       Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
    f.       Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
    g.      Pendekatan yang dilakukan: pendekatan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.

    Asuhan yang diberikan
    a)      ASI Ekslusif
    ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain. Manfaat dari pemberian ASI Ekslusif tersebut terbagi 4 yaitu manfaat bagi bayi, bagi ibu, bagi keluarga dan bagi Negara.
    b)      Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
    Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik anak dan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu dari anak itu sendiri.
    c)      Imunisasi dan Manajemen Terpadu Balita Sakit
    Kesehatan bayi di Indonesia masih jauh dari keadaan yang diharapkan karena besarnya jumlah bayi yang meninggal. Karena itu upaya pemantauan kesehatan bayi perlu ditingkatkan melalui pemberian imunisasi dan pengelolaan balita sakit. Pemberian imunisasi anak yang sesuai dengan jadwal akan mencegah anak menderita campak, polio, difteri, pertusis, tetanus, TBC dan Hepatitis. Untuk penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk memperhatikan secara cepat semua gejala anak sakit, sehingga ia dapat menentukan apakah anak sakit berat dan perlu segera dirujuk.
    d)      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
    Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah KtP antara lain:
    1.      Masyarakat menyadari/mengakui KtP sebagai masalah yang perlu diatasi
    2.      Menyebar luaskan produk hokum tentang pelecehan seks ditempat kerja
    3.      Membekali perempuan tentang penjagaan keselamatan diri
    4.      Melaporkan tindak kekerasan pada pihak yang berwenang
    5.      Melakukan aksi menentang kejahatan seperti kecanduan alcohol, perkosaan dan lain-lain, antara lain melalui organisasi masyarakat
    e)      Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
    Laki-laki dan perempuan, sebagai pasangan atau individu merupakan kesamaan/kesetaraan gender yaitu keadaan tanpa diskriminasi dalam memperoleh kesempatan, pendidikan, serta akses terhadap pelayanan.

    3.      REMAJA
    Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun  dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormone-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem

    4.      USIA SUBUR
    Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. inilah usia produktif dalam menapak karier yang penuh kesibukan diluar rumah. Diusia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancer, dan bayi yang dilahirkannyapun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat BAB atau BAK. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
    a.       Kehamilan dan persalinan yang aman
    b.      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
    c.       Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
    d.      Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
    e.       Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
    f.       Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
    g.      Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
    h.      Pencegahan dan manajemen infertilitas
    i.        Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi, aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan
    j.        Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan ANC, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi
    Asuhan yang diberikan
    a)      Kehamilan dan persalinan yang aman
    b)      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
    c)      Menjaga jarak kehamilan dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi (KB)
    d)     Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
    e)      Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
    f)       Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
    g)      Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
    h)      Pencegahan dan manajemen infertilitas

    5.      USIA LANJUT
    Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olah raga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
    a.       Perhatian pada masalah meno/andro-pause
    b.      Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
    c.       Deteksi dini kanker rahim dan kanker payudara
    d.      Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit system sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS
    e.       Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini

    Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan perempuan
    1.      Kemiskinan
    Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada dibawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan, dan kematian.
    2.      Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
    Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan social ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dimana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:
    a.       Perempuan dinomor duakan dalam segala aspek kehidupan
    b.      Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda, karena tekanan ekonomi atau dorongan orang tua mendorong untuk cepat menikah
    c.       Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan dirinya
    d.      Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas.

    3.      Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
    a.       Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
    b.      Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
    c.       Keterbatasan biaya
    d.      Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan
    4.      Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena:
    a.       Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
    b.      Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
    5.      Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
    6.      Akses untuk pelayanan kespro rendah, karena:
    a.       Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah
    b.      Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
    c.       Deskriminasi social
    d.      Sikap negative terhadap perempuan dan anak perempuan
    e.       Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi
    7.      Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut

    8.      Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan social, ekonomi dan perbedaan lainnya antara perempuan dan masih rendahnya kemandirian perempuan
      Referensi
    Manuaba, Ida Bagus Gede. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Remaja. ECG: Jakarta.
    Depkes RI, 1998. Modul Safe Motherhood. Jakarta.
    Depkes RI, 2002. Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
      Prawirohardjo, S. 1997. Penyakit Kandungan. Jakarta
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN Rating: 5 Reviewed By: Unknown

    Galeri Aktivitas Saya 2013 - 2015