SELATPANJANG - Minimnya jumlah Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di Kabupaten Kepulauan Meranti membuat sosialisasi program Keluarga Berencana (KB) terkendala. Kondisi ini turut diperburuk dengan jauhnya rentang kendali antar desa, akibatnya realisasi dari program KB yang diinginkan belum maksimal.
"Jumlah penyuluh KB di Kepulauan Meranti memang sangat minim, tidak sebanding dengan jumlah desa yang jumlahnya mencapai ratusan. Kita berharap, ada upaya dari pemerintah untuk menempatkan tenaga penyuluh KB di Kabupaten Kepulauan Meranti. "ungkap Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Dra Hj Syarifah Zumah, kemarin di Selatpanjang.
Dijelaskan Syarifah Zumah, minimnya tenaga penyuluh KB yang ada membuat pelaksanaan sosialisasi program KB tidak berjalan maksimal. Saat ini penyuluh yang ada hanya berjumlah 4 orang. Petugas penyuluh juga tidak bisa maksimal bekerja karena tidak hanya melakukan tugas sosialisasi dan penyuluhan program KB.
petugas penyuluh juga harus melaksankan tugas-tugas administrasi. Akibatnya, tugas inti penyuluh mensosialisasikan program tidak mampu mencover seluruh kegiatan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Apalagi dengan geografis Kepulauan Meranti yang luas dan berpulau, jelas akan banyak menyita energi, waktu dan beban moral yang sangat besar.
Di era tahun 80-an kata Syarifah Zumah, program KB mengalami masa keemasan dan berjalan sukses. Keberhasian ini mampu diraih karena didukung oleh jumlah PLKB yang yang banyak, sehingga mampu menjangkau hingga ke tingkat desa dan RT.
Disamping itu, kualitas tenaga penyuluh lapangan KB sangat mendukung. Jadi tidak heran bila program KB waktu itu benar-benar sukses. Kalaupun sosialisasi program KB saat ini belum berjalan sebagaimana mestinya, kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB masih dalam kategori cukup baik.
Dikatakannya, untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya terus memupuk kelompok masyarakat yang sadar akan manfaat program KB agar mampu menjadi kader.
“Satu hal penting yang kita tekankan dalam mensosialisasikan program KB ini, bagaimana kita merencanakan membantuk keluarga kecil yang bahagia. KB tidak melarang pasutri untuk memiliki anak, tapi merencanakan jumlah dan jarak kelahiran anak. Tujuannya, agar ibu dan anak lebih terjamin kesehatannya," ujarnya.
Menurut dia tak kalah pentingnya, kepada para petugas penyuluh juga dia tekankan untuk melakukan pendekatan sosial yang lebih menyentuh human interest dalam setiap melakukan sosialisasi. Dengan upaya ini, kita harapkan mampu merubah pola pikir masyarakat terhadap program KB.
0 comments:
Post a Comment