728x90 AdSpace

  • Info Terbaru

    Tuesday 28 April 2015

    Indonesia yang Luas, Bonus Demografi Tidak Merata Setiap Daerah


    Jakarta - Pelita Bonus demografi di Indonesia tidak terjadi serentak, luass wilayah dan keragaman menjadi sebab satu daerah sudah memperoleh bonus demografi dan daerah lain tidak menerimanya. Daerah tertentu bahkan tidak pernah menerima manfaat dari bonus demografi karena penduduk usia produktif merantau ke kota lain.


    Prof Dr Haryono Suyono ketika bersama Prof Dr Fasli Jalai mengemukakan saat menjadi pembicara Seminar Eksekutif Bonus Demografi: Berkah atau Musibah yang diselenggarakan di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Senin (27/4).

    "DKI Jakarta, Yogyakarta, Riau sudah menerima bonus demografi, tapi NTT dan NTB belum menerima bonus demografi, bahkan mungkin kedua daerah itu tidak akan menerima manfaat bonus demografi," kata Haryono Suyono.

    Bonus demografi bisa menjadi berkah bagi bangsa Indonesia bila kualitas sumber daya manusia (SDM) dipersiapkan sejak dini. "Seandainya kualitas SDM tidak dipersiapkan maka bonus demografi bisa menjadi bencana," kata Plt Kepala BKKBN Ambar Rahayu.

    Ambar menjelaskan, bonus demografi diperkirakan terjadi pada 2020 hingga 2030. Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduk-tif (0-14 dan 65 tahun ke atas). Kondisi ini dapat dilihat dari rasio ketergantungan terendah, yaitu 100 penduduk usia produktif hanya menanggung sekitar 44 usia nonproduktif.

    Hal ini terjadi karena menurunnya jumlah anak yang dimiliki keluarga Indonesia. Itu artinya beban yang ditanggung penduduk produktif makin sedikit. Kondisi tersebut, dinilai membuka peluang dan potensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tersedianya penduduk usia produktif yang melimpah. "Muaranya, tak lain adalah meningkatnya kualitas dan kesejahteraan penduduk," katanya Di Indonesia berbagai upaya telah dilakukan untuk menyiapkan generasi muda yang merupakan tonggak penduduk usia produktif. "Program pemerintah ditujukan untuk mengembangkan potensi generasi muda, yang beijumlah 65 juta atau sekitar 28 persen dari jumlah penduduk berdasarkan atas sensus 2010," katanya.

    Program Keluarga Berencana yang dilaksanakan secara resmi mulai tahun 1970 telah melahirkan transisi demografi yang merubah struktur usia penduduk secara signifikan. Bonus demografi sebesar itu memiliki peluang membebaskan ratusan juta orang dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup serta mendorong kemajuan ekonomi.

    "Investasi untuk generasi muda, yang dibutuhkan untuk menghasilkan bonus demografi, adalah perlindungan hak, termasuk hak reproduksi, peningkatan kesehatan, termasuk kesehatan reproduksi dan seksual," katanya.

    Selain itu, peningkatan keterampilan serta pengetahuan untuk membangun kemampuan generasi muda. "Investasi tersebut juga dapat mempercepat penurunan angka kelahiran, yang dapat mempercepat peralihan demografi," katanya.

    Kualitas SDM Ketua Yayasan Mahkota Insan Cita, Hanifah Husein Mursyidan Baldan, berpendapat pemerintah perlu menyiapkan segala sesuatu khususnya kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menyambut "bonus demografi" (ledakan penduduk usia produktif) pada kurun waktu 2020-2030.

    "Hal ini dilakukan agar bonus demografi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya demi membangun bangsa. Bonus demografi akan menjadi anugerah," kata Hanifah saat membuka Seminar "Bonus Demografi Antara Anugerah dan Musibah" di Gedung BKKBN, Senin.

    Jika tidak dipersiapkan secara matang justru bisa mendatangkan masalah bagi negara. Jangan sampai lonjakan usia produktif tersebut tidak diimbangi dengan SDM yang berkualitas yang berujung kepada tingkat pengangguran.

    "Bonus demografi harus diarahkan menjadi anugerah, dan ini harus dimotori oleh pemerintah yang mendapat mandat mengelola dan mengambil kebijakan dalam berbagai aspek," ujarnya.

    Hal itu bukan menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah semata untuk menyiapkan bonus demografi, melainkan dibutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk TNI serta seluruh komponen masyarakat.

    "Segenap pemangku kepentingan harus bersama-sama bekerja untuk memanfaatkan bonus demografi ini sebaik-baiknya. Jika tidak, maka negeri ini akan terpuruk pada situasi genting dan bahkan dapat menimbulkan disintegrasi," tegasnya. (bkkbn)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Indonesia yang Luas, Bonus Demografi Tidak Merata Setiap Daerah Rating: 5 Reviewed By: Unknown

    Galeri Aktivitas Saya 2013 - 2015