728x90 AdSpace

  • Info Terbaru

    Saturday 23 May 2015

    Berawal dari Akses Pornografi, Remaja Bisa Penasaran Lakukan Seks Bebas


    CATATAN HABRIAH, Deli Serdang -- Mudahnya akses internet di beragam gadget tak menutup kemungkinan mudahnya mengunjungi situs-situs porno. Lebih memprihatinkan lagi, tidak hanya orang dewasa yang berpeluang mengakses situs porno, tetapi juga para remaja.


    "Jumlah remaja di Indonesia kurang lebih 67 juta. Survei Yayasan Buah Hati tahun 2012 menemukan bahwa anak SMP baik laki-laki atau perempuan 95 persen sudah terpapar pornografi dan sudah pernah melihat film porno melalui handphonenya," kata Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN, Sudibyo Alimoeso.



    "Oleh karenanya perlu perhatian kita semua apakah memang pornografi terlalu mudah diakses di Indonesia, dibanding Jepang, Thailand, atau China," lanjut Sudibyo di sela-sela sosialisasi program Generasi Berencana (GenRe) di kantor bupati Deli Serdang, Medan, Sumatera Utara, Kamis (21/5/2015).



    "Saya pernah lho ke China mencoba membuka situs seperti itu, pengen ngecek saja. Ternyata memang susah aksesnya. Kalau di Indonesia kan bisa mudah ya," tambahnya.



    Menurut Sudibyo, perilaku seperti ini membuka terjadinya seks bebas yang pasti berdampak buruk pada masa depan remaja. Ia mengatakan, umumnya remaja putra nekat melakukan seks bebas karena merasa penasaran. Sedangkanm remaja putri melakukan seks bebas karena terjadi begitu saja,



    Untuk itu, BKKBN menggalakan program Generasi Berencana atau GenRe yang ditujukan untuk memberi pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja. Diharapkan, dengan makin bertambahnya pengetahuan soal kesehatan reproduksi, remaja bisa semakin takut dan menghindari seks bebas mengingat dampak yang bisa ditimbulkan.



    Ketika terjadi seks bebas lalu remaja putri yang notabene belum siap memiliki anak, hamil di usia muda, bisa saja melakukan aborsi. Jika sudah nekat aborsi maka akan timbul ancaman bahaya bagi ibu dan bayi sehingga angka kematian ibu dan anak pun bertambah. Belum lagi pendidikan remaja juga bisa terhambat.



    "Kejadian seperti ini juga bisa menambah angka kelahiran di usia remaja 15-19 tahun. Padahal di Indonesia angka kelahitan remaja belum mencapai target target yakni 30 kelahiran remaja/1.000 remaja karena angkanya masih 48/1.000. Padahal negara lain sudah mencapai angka lima bahkan nol per 1.000 remaja," imbuh Sudibyo.



    Sekain kasus seks bebas, dikatakan Sudibyo sampai saat ini angka kelahiran di usia remaja masih tinggi karena adanya faktor lain seperti pernikahan dini. Belum lagi kultur di beberapa daerah yang masih kental misalnya jika anak tak segera dinikahkan meskipun usianya masih terbilang muda, bisa jadi perawan tua. Atau pemikiran bahwa ketika anak perempuan sudah menjadi janda maka 'nilainya' makin tinggi.



    "Juga faktor ekonomi. Kalau kemiskinan tinggi, anak perempuan bisa jadi aset keluarga. Kalau anak sudah dinikahkan dianggap beban orang tua akan berkurang. Target kami tahun ini angka kelahiran remaja bisa turun menjadi 30-an meski memang agak berat tapi tetap optimis karena angka kelahiran remaja juga menyumbang tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia," pungkas Sudibyo. (detik.health)



    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 comments:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Berawal dari Akses Pornografi, Remaja Bisa Penasaran Lakukan Seks Bebas Rating: 5 Reviewed By: Unknown

    Galeri Aktivitas Saya 2013 - 2015