CATATAN HABRIAH -- TIDAK lama lagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan mendapatkan pemimpin yang baru.
Setelah melalui proses panjang, terpilih tiga nama sebagai kandidat Kepala BKKBN, yakni Dr Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD; Prof. dr Fasli Jalal, PhD, SpGK; dan dr Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes.
Salah satu dari tiga nama ini akan dilantik sebagai Kepala BKKBN, Hari ini Selasa (26/5/2015), di Auditorium BKKBN, Halim, Jakarta.
Tiga nama ini sudah tidak asing di dunia kesehatan. Masing-masing memiliki pengalaman yang cukup mumpuni untuk menangani permasalahan kependudukan dan keluarga berencana.
Salah satu tokoh yang akan menjadi kandidat adalah Dr Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD. Pria kelahiran Palembang, 23 Juni 1951 ini adalah anggota DPR Republik Indonesia dari Fraksi PDI Perjuangan.
Sejak tahun 2009, ia bertugas di Komisi IX yang memiliki fokus pada bidang kesehatan, kependudukan, tenaga kerja, dan transmigrasi. Dengan latar belakang seperti demikian, Surya bisa dikatakan layak untuk menduduki posisi Kepala BKKBN.
Kandidat kedua adalah Prof. dr Fasli Jalal, PhD, SpGK. Ia bukan orang baru di BKKBN. Pengalamannya dalam masalah kesehatan sebagai seorang dokter sudah cukup lama.
Pria kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, September 1953, ini dilantik sebagai Kepala BKKBN oleh Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi pada 13 Juni 2013, menggantikan Sugiri Syarief. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Nasional Indonesia sejak 6 Januari 2010 hingga 19 Oktober 2011.
Kemudian, kandidat terakhir adalah dr Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes. Pria kelahiran Banda Aceh, 25 Mei 1957, ini bukan orang lama yang bergelut di BKKBN. Abidinsyah menjabat sebagai Deputi Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi BKKBN. Ia juga yang berharap agar BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Dari tiga kandidat ini, lantas siapakah yang nantinya akan menjabat sebagai Kepala BKKBN? Pastinya, ketiga kandidat ini harus mampu menangani masalah kependudukan dan keluarga berencana di Indonesia.
Mengingat pencapaian program keluarga berencana (KB) stagnan belakangan ini, sehingga butuh dukungan dari semua pihak. Perlu diketahui, total penduduk Indonesia sekira 237,6 juta jiwa.
Sebanyak 28 persen atau 64 juta di antaranya adalah remaja, dengan jumlah penduduk lansia sebanyak 18 juta. Hal ini menunjukkan kemungkinan terjadi ledakan penduduk akibat angka kesuburan yang stagnan.
(vin/okezone)
0 comments:
Post a Comment