CATATAN HABRIAH, CIREBON -- Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon mengakui bahwa fenomena pasangan menikah di usia muda di Kota Cirebon meningkat.
Data BPMPPKB menyebutkan, pada 2013 jumlah pasangan usia subur yang menikah dini mencapai 299 pasangan. Jumlah tersebut meningkat pada 2014 yang mencapi 388 pasangan. Secara menyeluruh, data terakhir pasangan usia subur yang menikah di tahun 2015 mencapai 40.881 pasangan.
“Pasangan menikah dini ini seolah menjadi tren. Padahal banyak sisi negatifnya, terutama dari psikologis dan kandungan,” kata Kasubdit Data dan Informasi BPMPPKB Kota Cirebon Sugianto, Jumat (5/6/2015).
Dia mengatakan, idealnya pasangan subur menikah di usia 20 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Namun yang terjadi di Kota Cirebon antara usia 15 hingga 18 tahun.
“Mungkin bisa dibilang baru lulus sekolah,” terangnya.
Lebih lanjut Sugianto mengungkapkan, sebagian besar pasangan yang menikah dini karena beberapa faktor, yakni cinta buta hingga hamil di luar nikah. Pergaulan bebas menjadi salah satu pemicu maraknya pasangan usia subur menikah muda.
“Meningkatnya angka kematian ibu dan bayi menjadi salah satu imbas dari pasangan yang menikah muda. Belum siap secara psikis,” ucapnya.
Tidka hanya itu, menikah muda pun riskan mengalami gangguan medis. Berbeda dengan usia 20 tahun ke atas yang sudah dianggap siap dan matang untuk seorang perempuan, baik dari sisi kandungan, psikologi hingga reproduksi.
Untuk menekan angka pasangan usia subur menikah muda, pihaknya terus melakukan sosialisasi, termasuk menggandeng berbagai elemen masyarakat maupun universitas untuk membentuk konseling bagi para remaja.
“Tahun 2018 kami targetkan angka pernikahan usia dini berkurang hingga 46 pasangan,” tukasnya. (fokusjabar)
0 comments:
Post a Comment