Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan terus berjuang keras untuk menaikkan cakupan akseptor KB. Terutama untuk kepesertaan KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan Implant.
“Dengan cakupan KB yang meningkat, kita berharap laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan lebih baik lagi,” papar Kepala BKKBN Fasli Jalal usai melantik 3 pejabat eselon 1 dilingkungan BKKBN.
Dikatakan Fasli angka cakupan ber-KB saat ini baru mencapai 58 persen. Angka tersebut mengalami stagnasi selama kurun 10 tahun terakhir ini yang hanya bertambah 0,9 persen.
Menurut Fasli, lambatnya kenaikan angka cakupan ber-KB dipicu oleh beberapa faktor. Utamanya adalah masih tingginya kelompok yang tidak terlayani program KB (unmeet) dengan berbagai alasan dan kendala mencapai 8,5 persen. Selain itu adalah makin kecilnya akseptor KB yang memiliki KB dengan metode jangka panjang, sehingga angka drop out KB menjadi tinggi.
Fasli mengakui lambannya perkembangan cakupan ber-KB membuat laju pertumbuhan penduduk (LPP) di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,47 persen pada 2013. Padahal semula Indonesia mentargetkan LPP dibawah 1,2 persen.
“Ke depan kita akan bekerja keras lagi agar LPP mencapai target yakni 1,27 persen,” lanjut Fasli. Ia berharap semua jajaran BKKBN termasuk petugas lapangan KB bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target-target kependudukan pada rencana program pembangunan jangka pendek dan menengah 2014.
Terkait pelantikan 3 pejabat eselon 1, Fasli mengatakan bahwa mereka telah menjalani seleksi yang sangat ketat dari Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi sejak 26 Juli 2013 dengan metode open recruitment (seleksi terbuka).
Teks foto:
Kepala BKKBN Fasli Jalal usai melantik pejabat eselon 1 dilingkungan BKKBN.
Kepala BKKBN Fasli Jalal usai melantik pejabat eselon 1 dilingkungan BKKBN.
Sumber : poskotanews
0 comments:
Post a Comment