Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal mengatakan, layanan pendidikan usia dini (PAUD) Indonesia baru menjangkau sekitar 30% dari 30 juta anak 0-6 tahun dari target yang disepakati dengan UNESCO, yakni pendidikan usia dini harus mampu menjangkau 75% anak usia 0-6 tahun pada 2015.
"Banyaknya anak usia dini yang belum terjangkau layanan PAUD (pendidikan anak usia dini) jadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sehingga perlu kerja sama antar instansi untuk mengembangkan PAUD holistik yang integratif dengan berbasis komunitas," ujar Fasli Jalal pada peresmian proyek percontohan PAUD 1000 Anak Bangsa bekerja sama dengan PT Sarihusada, Indomaret, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Himpaudi di Jakarta, Senin (10/3).
Pengembangan PAUD holistik integratif, menurut Fasli, didukung oleh Peraturan Presiden (Perpres) No 60 Tahun 2013 yang mengamanatkan bahwa program pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan secara holistik integratif, yaitu layanan diberikan secara terintegrasi terutama pada layanan posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB) dan PAUD. Program PAUD 1000 Anak Bangsa, di Kecamatan Duren Sawit sudah menerapkan model tersebut bahkan melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk ibu-ibu PKK, kata Fasli.
Bahkan Rektor UNJ Bedjo Sujanto menambahkan , pendidik PAUD idealnya dibekali selama empat tahun sehingga memiliki bekal akademis setara S-l.
Program PAUD holistik integratif mengacu pada hak anak untuk memperoleh kesehatan seperti imunisasi dan layanan kesehatan lainnya, hak anak untuk mendapatkan kecukupan gizi, hak anak untuk mendapatkan program stimulasi melalui program pendidikan di rumah dan tempat-tempat lainnya, hak anak untuk memperoleh pengasuhan yang baik serta hak anak untuk mendapatkan perlindungan terhadap kekerasan fisik maupun psikis.
Saat ini, minat terhadap layanan PAUD meningkat karena dipicu kesadaran masyarakat akan pentingnya "golden period" atau masa emas sebagai tahapan kritis tumbuh kembang anak. Pendidikan yang tepat pada masa itu akan menentukan kualitas anak pada masa depan.
sumber : BKKBN
0 comments:
Post a Comment