JAKARTA, CATATAN HABRIAH — Sejak pelaksanaan otonomi daerah, berbagai target pengendalian jumlah penduduk tak tercapai. Karena itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional harus mampu meyakinkan kepala daerah tentang program kependudukan, KB dan pembangunan keluarga, itu penting.
"Program kependudukan, KB, dan keluarga, penting bagi investasi pembangunan manusia Indonesia dan kesejahteraan rakyat ke depan," kata Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek seusai melantik Surya Chandra Surapaty sebagai Kepala BKKBN baru, Selasa (26/5), di Jakarta.
Surya adalah mantan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri), mantan Kepala Pusat Penelitian Kependudukan Unsri, dan anggota Komisi IX DPR 2009-2014 dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia terpilih lewat seleksi terbuka di Kemenkes menyaingi empat kandidat lain.
Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Sonny Harry B Harmadi mengatakan, upaya meyakinkan pemerintah daerah penting karena pandangan mereka tentang isu kependudukan beragam. Sebagian pemda tak paham isu itu, tetapi ada yang menolak KB karena jumlah warga di daerahnya sedikit.
"Fokus program pada daerah banyak dan padat penduduk bisa diarahkan pada penurunan jumlah kelahiran. Namun, di daerah berpenduduk kurang, pendekatannya ialah peningkatan mutu manusia dengan menekan kematian ibu dan anak," katanya.
Jika pemda tak bisa diyakinkan, sebagus apa pun program BKKBN tak akan optimal. Jadi, advokasi BKKBN tak cukup hanya ke masyarakat, tetapi juga ke pemda. Itu sulit dilakukan jika sumber daya penggerak dan advokasi BKKBN terbatas.
Surya mengatakan, komitmen sebagian pemda tentang isu kependudukan masih rendah. "Karena itu, komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah perlu terus ditingkatkan," katanya.
Menurut anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Imam Suroso, DPR akan menambah anggaran BKKBN pada 2016 Rp 1 triliun dari anggaran tahun ini Rp 2,38 triliun, demi mengantisipasi pertambahan penduduk 4-5 juta jiwa per tahun. Sonny mengingatkan, itu tak cukup jika BKKBN kekurangan sumber daya manusia dan pemda kurang peduli.
(hariankompas)
0 comments:
Post a Comment