CATATAN HABRIAH, Solo – Dukungan dari pemerintah untuk menahan laju pertumbuhan penduduk (baby booming) diantaranya dengan memberikan kenaikan anggaran untuk tahun 2016 kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar Rp 100 miliar.
Kepala BKKBN pusat Surya Chandra menyebutkan dengan penambahan tersebut, pada tahun 2016 nanti, alokasi anggaran BKKBN menjadi Rp 3,394 Triliun adalah bukti keseriusan pemerintah menekan laju pertambahan penduduk.
“Tahun ini saja jumlah penduduk Indonesia sendiri telah mencapai sekitar 1,49 persen atau sekitar 250 juta jiwa. Dengan adannya penambahan alokasi anggaran, BKKBN menargetkan pada tahun 2016 nanti, laju pertumbuhan penduduk mampu ditekan menjadi 1,2 persen,” jelasnya di Solo Jawa Tengah, Rabu (27/5/2015).
Bahkan lanjut Surya Chandra, tahun 2016 BKKBN menargetkan penurunan jumlah penduduk di Indonesia sebanyak 3 juta jiwa. Setiap tahun rata-rata pertumbuhan penduduk di dunia ini mengalami kenaikan sebanyak 5 juta jiwa setiap tahunnya.
Chandra Surapaty juga menjelaskan perkiraan pertumbuhan penduduk ini bisa dilihat dari perubahan struktur perubahan penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Dalam data sensus tahun 1960, terlihat jumlah penduduk usia muda sangat banyak jumlahnya.
“Namun era tahun 2010 yang terjadi adalah bahwa jumlah usia tua semakin banyak. Jika pertumbuhan penduduk tidak terkendali, maka akan berdampak kepada pertumbuhan pembangunan nasional,” jelasnya.
Kedapannya BKKBN berharap agar mampu meningkatkan dan pemerataan akses pelayanan KB, khususnya untuk sinkronisasi kebijakan antara program KB dengan sektor pembangunan lainnya. (BJ24)
0 comments:
Post a Comment