CATATAN HABRIAH, Jakarta - Indonesia terpilih sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan Konferensi Internasional tentang Keluarga Berencana atau International Conference on Family Planing (ICFP) ke-4 tahun 2015. Konferensi dunia yang akan digelar di Bali pada 9-12 November itu diharapkan menjadi momen bagi Indonesia untuk merevitalisasi program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB).
Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, mengatakan, ICFP merupakan momentum penting, terutama bagi BKKBN untuk melakukan perbaikan terhadap program pengendalian penduduk. Revitalisasi ini penting lantaran capaian program KKB sejauh ini tidak sesuai harapan, bahkan dalam 10 tahun terakhir cenderung stagnan. Momentum ini, kata Puan, harus dimanfaatkan BKKBN untuk membuktikan bahwa tidak benar selama ini programnya mati suri, dan KB hanyalah slogan.
“Dua anak cukup jangan sampai hanya slogan, karena kenyataannya keluarga Indonesia punya anak lebih dari dua. Karena itu, saya berharap momentum ini dimanfaatkan BKKBN untuk menggiatkan kembali program KB dan pembangunan keluarga,” kata Puan.
Sebagaimana diketahui, Indonesia adalah negara ke-4 terbesar di dunia. Saat ini penduduk Indonesia berjumlah sekitar 225 juta jiwa. Keberhasilan program KB di Indonesia, kata Puan, akan berpengaruh pada penduduk dunia.
Selama ini Indonesa menjadi salah satu kiblat pembelajaran KB dunia. Banyak model pelaksanaan program KB dikembangkan di Indonesia kemudian diterapkan di berbagai negara.
Pada Family Planning Summi di London 2012, Indonesia banyak mendapat apresiasi atas inisiatifnya untuk memasukkan program KB dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui BPJS Kesehatan. Indonesia aktif memberikan pengalaman kepada negara lain di dalam berbagai konferensi internasional.
Di lain pihak, Indonesia juga membutuhkan alih pengalaman dari negara lain agar program KB dapat dipertahankan. Karena itulah, ICFP di Bali merupakan kesempatan, selain untuk berbagi pengalaman dengan negara lain, juga memperkuat komitmen di dalam negeri.
Interaksi dengan lebih dari 3500 peserta dari sekitar 100 negara di dunia, yang terdiri dari para ahli, pengambil kebijakan, praktisi, pengamat program KKB dan kesehatan reproduksi dan gener akan memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk saling belajar serta bertukar pengalaman.
“Dunia luar mengakui keberhasilan program KB Indonesia. Karena itu, ini kesempatan bagi kita untuk berbagi pengalaman dengan negara lain. Karena di konferensi nanti peserta tidak hanya mendengarkan presentasi, tetapi juga ada market idea, di mana para peserta bisa bertukar pikiran dengan wartawan dari seluruh dunia, “ kata Kepala Pusat Pelatihan dan Kerjasama Internasional, Siti Fathonah.
Selain mendapat pengalaman dari negara lain, Indonesia dapat memanfaatkan konferensi ini untuk memperoleh komitmen jangka panjang dari berbagai lembaga kerjasama inernasional. Ini dimaksudkan untuk memperkuat program KB di dalam negeri.
Lebih dari itu, Indonesia mendapat manfaat pariwisata dan ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan ini. Kehadiran lebih dari 1500 orang akan memperkenalkan Indonesia kepada dunia luar. (SP/beritasatu)
0 comments:
Post a Comment